Rabu, 11 Februari 2015

Mengapa PDIP Bernafsu Menghancurkan KPK?

Mengapa PDIP Bernafsu Menghancurkan KPK?

“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely,” Lord Acton

Megawati dan koleganya mungkin belajar dari pemerintah SBY. Ketika sepuluh tahun SBY berkuasa, anggota-anggota terkemuka partai Demokrat banyak yg masuk penjara. Mulai dari Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum dan lain-lain. Tentu Mega tak mau mengalami hal yg sama.

Maka kini dimulailah merancang untuk ‘menghancurkan’ KPK. Rekayasa dimulai dgn pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Mega tentu tahu bahwa Budi terjerat rekening gendut ala KPK. Budi sewaktu-waktu bisa terkena jaring hotel prodeo KPK. Tapi Mega / PDIP tak peduli. Budi tetap disodorkan ke Jokowi agar dipilih jadi Kapolri.
Lobi-lobi ke DPR pun dilakukan.

Entah apa yg dijanjikan Budi dan PDIP ke anggota-anggota DPR. Hampir semua fraksi DPR koor setuju Budi naik menjadi Kapolri. Kecuali Partai Demokrat dibawah pengawalan mantan presiden SBY yg ngotot menolak. SBY tentu tahu track record Budi sehingga partai SBY menjadi satu-satunya partai yg menolak Budi menjadi Kapolri.

Rekayasa kedua adalah pengakuan petinggi PDIP Hasto Kristiyanti. Hasto yg masih muda, disuruh para petinggi banteng untuk menyerang habis Ketua KPK Abraham Samad. PDIP jg ingin mempermalukan Samad dgn menghadirkan Hasto yg umurnya jauh lebih muda daripada Samad.

Borok-borok Samad yg memang bernafsu jadi wakil presiden diungkap habis Hasto. Bahkan Hasto –tentu atas perintah ‘direktur PDIP- disuruh memakai masker sebagaimana Samad pernah lakukan.

Rekayasa ketiga adalah penangkapan Bambang Widjajanto. Bambang, yg dikenal bersih sebagai advokat, dikorek-korek kesalahannya. Dan ketemulah kasus advokasi dia sebagai pengacara di pemilu Kotawaringin Barat 2010. Rekayasa terhadap Bambang ni cukup kasar.

Karena Bambang diperlakukan bak teroris dlm penangkapan itu, sehingga menimbulkan simpati yg luar biasa dari masyarakat. Mulai dari kalangan seniman, kiyai sampai cendekiawan.

Tapi rekayasa penangkapan dan pelabelan Bambang sebagai terdakwa lumayan berhasil. PDIP (dan kelompok Budi Gunawan) berhasil membuat KPK citranya ‘coreng moreng’. Bahkan Bambang yg terjebak dgn rekayasa PDIP ni ingin mengundurkan diri. Bila Bambang mundur, maka berhasillah 100 persen rekayasa Mega.

Karena Bambang dianggap sebagai ‘otaknya’ KPK. Tanpa mundurpun Budi / PDIP sudah cukup berhasil. Karena berhasil menggiring masyarakat bahwa bukan hanya Polri yg coreng moreng, KPK pun jg coreng moreng. Munculnya ‘Save KPK dan Polri’ menunjukkan kemenangan kelompok Polri Budi Gunawan. Padahal yg muncul harusnya spanduk ‘Save KPK’ saja, karena KPK yg sedang dizalimi.

Kini rekayasa pun terus berlanjut. Selain wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja yag dilaporkan ke Bareskrim, menyusul Zulkarnain jg dilaporkan. Kemanakah ujung dari pimpinan-pimpinan KPK dilaporkan ke Bareskrim ini?

Banyak spekulasi di sana. Yang jelas, kini Kabareskrim adalah Komjen Budi Wasesa mantan anak buah Budi Gunawan. Jadi Bareskrim akan mempermudah / mengadakan kerjasama dgn sang pelapor.

Bila mayoritas pimpinan KPK dijadikan tersangka / tercemar nama baiknya, maka KPK akan tak percaya diri untuk menangkap / mengungkap kasus-kasus besar di tanah air. Dan kasus-kasus besar itu mencakup kasus BLBI yg mungkin melibatkan Megawati, kasus Budi Gunawan, kasus mantan kandidat menteri Jokowi yg diberi label merah KPK dan seterusnya. Dan bisa saja ujung-ujungnya ada desakan / lobi-lobi ke DPR KPK dibubarkan. Karena banyak politisi DPR jg terancam dgn keberadaan KPK.

Tapi yg sangat terancam tentu kroni-kroni presiden Jokowi. Karena biasanya partai yg mendukung penguasa, yg banyak kecipratan proyek-proyek haram besar. Megawati tak mau mengalami nasib seperti partai SBY dan karena itu ‘KPK mesti dihancurkan’. Mungkinkah KPK hancur? Wallahu azizun hakim.

Penulis: * Izzadina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

D.M.C.A Disclaimer of Lukas Blog - All contents published under GNU General Public License.
All images/photos/videos found in this site reserved by its respective owners. We does not upload or host any files.