Kamis, 12 Februari 2015

Menyongsong Tumbangnya Rezim As-Sisi di Mesir

Menyongsong Tumbangnya Rezim As-Sisi di Mesir

By: Nandang Burhanudin
*****
DR. Mahmoud Khaffagi menegaskan, "Kalian akan segera menyaksikan tebaran kebaikan dari Ikhwanul Muslimin. Hanya perlu sabar sedikit saja!" Ya. Seminggu setelah meninggalnya Raja Abdullah, harapan kembali membahana di seantero Timur Tengah. Peran Raja Abdullah dlm kudeta di Mesir yg menyebabkan 10.000 orang lebih wafat, 100.000 orang terusir dari Mesir, 20.000 orang terluka, 45.000 orang dipenjara, merupakan dosa teramat berat yg dipikul Raja Abdullah.

Kini di era Raja Salman bin Abdul Aziz, babak baru Saudi Arabia dimulai. Empat hari setelah resmi berkuasa, Raja Salman langsung meratifikasi pernjanjian industri alutsista dgn Turki yg dibekukan sejak kudeta di Mesir. Bahkan Raja Salman melakukan gunting pita, atas kedatangan kapal tempur baru yg diproduksi Turki. Maka poros Saudi-Turki kembali berkibar.

Hal yg sama dilakukan Kuwait. Dubes Kuwait di Kairo menegaskan, Kuwait tak akan lagi memberi tambahan bantuan untuk pemerintahan As-Sisi. Perlu diketahui, bantuan Kuwait untuk kudeta di Mesir berada di urutan ketiga setelah Saudi Arabia, UAE.

Publik Mesir kini berharap-harap cemas. Kendali kekuasaan di Mesir sebenarnya berada di tangan Panglima AB dan Menhan, Jenderal Shidqi Shubhi. Maka seorang Ahmad Mansour, wartawan senior Almujtama' berharap, Shidqi Shubhi terketuk hati untuk menebus segala dosa dan kesalahan di masa lalu dgn melakukan kudeta senyap terhadap As-Sisi. Lalu dilakukan rekonsiliasi, pembebasan tahanan politik, pengembalian hak-hak WN Mesir yg dirampas, dan tak membiarkan Mesir seprti Syiria / Irak.
Sikap negara-negara Teluk pendukung kudeta, tak terlepas dari merosotnya harga minyak dunia. Dimana Dewan Kerjasama Teluk mengalami kerugian hampir 215 Milyar Dollar dlm enam bulan terakhir. Selain sikap rakyat di negara-negara Teluk yg "jengah" atas raja-raja dan emir-emir mereka yg lebih memperhatikan Mesir dgn kudetanya, daripada mensejahterakan rakyatnya. Hal ni pula yg mendorong Raja Salman, menggelontorkan bonus 2 bulan gaji dgn total 30 Milyar Riyal untuk rakyat Saudi Arabia.
Jadi, kunci berakhir tidaknya kudeta di Mesir tergantung daya tekan Saudi Arabia terhadap AS. Tekanan akan semakin kuat saat Turki dan Qatar ikut menekan AS. Tentunya dgn tawar menawar, salah satunya Turki mengendurkan dukungan kepada Ikhwanul Muslimin. Mari terus kita cermati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

D.M.C.A Disclaimer of Lukas Blog - All contents published under GNU General Public License.
All images/photos/videos found in this site reserved by its respective owners. We does not upload or host any files.