Sinopsis Jodha Akbar episode 437 by Sally Diandra. Siang itu, Jodha sedang berkumpul bersama ibu mertua, anak anak perempuannya dan Rukayah tapi pikirannya kemana mana “Kenapa Salim tak bahagia dgn pembicaraan mengenai pernikahan ?” bathin Jodha dlm hati, “Salim dulu pernah berjanji pd nenek ketika dia masih anak anak bahwa dia hanya akan menikahi nenek akan tetapi sekarang dia malah menikah dgn orang lain” Hamida mencoba mengingat kenanngannya bersama Salim waktu kecil dan semua yg ada disana yg mendengarkannya tertawa terbahak bahak kemudian Hamida menyuruh Jodha dan Rukayah untk memilih kalung yg diberikan sebagai hadiah pernikahan Salim, Rukayah langsung melihat lihat kalung kalung tersebut dan mengambil salah satu kalung yg disukainya “Jangan yg itu Ratu Rukayah, aku sudah memilih kalung itu untk Ratu Jodha” Rukayah nampak tak suka tapi tak ditunjukkannya didepan orang banyak “Tidak masalah Ratu Rukayah, jika kamu suka ambil saja, aku tak apa apa”, “Oh tak tidak, Ratu Jodha ... Mariam Makani telah memilihnya untk Mariam Uz Zamani jadi kamu yg lebih berhak untk kalung ini, mari aku bantu kamu untk mengenakannya” Rukayah langsung membimbing Jodha ke meja rias untk membantu Jodha memakai kalung pemberian Hamida, Rukayah menyuruh Jodha untk duduk dan berpura pura hendak mengenakan kalung tersebut tapi secara sengaja tiba tiba Rukayah mematahkan kalung tersebut “Yaaa ampun, kalungnya rusak, aku tak tahu, maafkan aku Ratu Jodha ... Aku akan mengambil kalung yg lain buat kamu”, “Tidak, tak usah Ratu Rukayah ... Ini adlh kalung pemberian ibu jadi aku akan mengambil kalung ni saja, tak apa apa, aku akan memperbaikinya” Rukayah pura pura sedih didepan Jodha tapi dlm hatinya berkata “Kamu mungkin bisa memperbaikinya, Ratu Jodha akan tetapi bagaimana caranya kamu memperbaiki hubunganmu dgn Salim, hal itu tak akan pernah bisa diperbaiki selamanya” ujar Rukayah dlm hati, sementara itu Hamida dan cucu cucunya sangat senang menyambut pesta pernikahan Salim “Ayah kalian sebentar lagi akan segera pulang dari Kabul lalu kita akan mengadakan perayaan pertunangan antara Salim dan Maan Bai” Jodha yg saat itu sedang berupaya memperbaiki kalungnya jg berfikir dlm hati “Aku harus mencari tahu kenapa Salim begitu marah dgn pernikahan ini”
Sementara itu para pangeran sedang bercengkrama dikamar mereka, “Danial, makanan makanan itu sedari tadi sudah ada didepanmu dan kamu tak memakannya sedikitpun ? Apakah kamu jg ingin menikah ?” Murad mulai mencoba menggoda Danial, sementara itu Danial terlihat sedih “Aku lagi nggak ingin makan saaat ini” tepat pd saat itu Maan Bai mengintip mereka dari luar lalu memanggil Danial untk keluar sebentar, bergegas Danial keluar menemui Maan Bai dan ketika Danial sudah sampai diluar “Danial, aku ingin tahu apa yg ada dihatinya Salim saat ni tapi aku malu untk menanyakannya, jadi kamu harus menceritakannya padaku apakah dia senang dgn rencana pernikahan ni ?” Maan Bai langsung to the point menanyakan soal Salim ke Danial, laki laki yg sebenarnya sangat mencintai Maan Bai “Aku tak tahu tapi dia seharusnya bahagia, siapa yg tak bahagia dgn menikahi seorang putri yg cantik seperti kamu” ujar Danial sambil menatapnya sedih “Kenapa kamu terlihat sedih ? Aku tahu bagaimana caranya membuat kamu merasa lebih baik, aku akan membuatkan manisan buat kamu”, “Tapi aku nggak lapar, Maan Bai” Maan Bai langsung tertawa terbahak bahak tapi Danial secepat kilat langsung menutupi mulut Maan Bai dgn tangannya agar berhenti tertawa, Danial memandang Maan Bai dgn penuh cinta dan segera memindahkan tangannya lalu mengajaknya pindah ke tempat yg lebih sepi “Kalau kamu tak lapar maka aku sangat yakin bahwa kamu saat ni pasti sedang jatuh cinta, aku ni saudara iparmu jadi kamu bisa menceritakannya padaku, siapa dia ?” saat itu mereka sudah bergeser tempat agar tak ada yg mendengar pembicaraan mereka “Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa Salim seharusnya sangat bahagia dgn hubungan ini”, “Aku mempunyai seorang kekasih dan teman yg baik bersamaku, berjanjilah padaku, Danial ... kamu akan tetap menganggapku sebagai temanmu meskipun nantinya aku adlh kakak iparmu” ujar Maan Bai sambil menyodorkan tangannya ke Danial, lama Danial tak menggubrisnya “Ya aku berjanji, Maan Bai” Maan Bai sangat senang mendengarnya kemudian Maan Bai segera berlalu dari sana, sepeninggal Maan Bai, Danial berkata dlm hati “Salim pasti akan sangat senang dan bagaimana bisa aku berfikir tentangnya, bagaimana bisa aku mencintai Maan Bai ? “
Malam itu Salim sedang didalam hutan, dia teringat ketika Anarkali menari di pesta perayaan ulang tahun pernikahan orangtuanya, Salim teringat ketika Jalal mengumumkan pernikahannya dgn Maan Bai. Tak lama kemudian dia bertemu dgn beberapa orang yg sedang minum minuman keras, Salim ikut duduk disebelah mereka “Kalian sedang minum apa ?”, “Anggur yg beralkohol, kamu mau ? Minumlah ...” orang orang itu menyuruh Salim untk meminumnya, Salim kembali teringat ketika Anarkali menari sebagai penari, kemudian Salim segera meminum anggur tersebut, Salim teringat pengumumman pernikahannya “Kamu sepertinya sedang patah hati” salah satu orang itu bertanya pd Salim “Tuhan telah memberikan aku hati kemudian Dia jg memberikan aku penderitaan, penderitaanku adlh seseorang yg sangat aku cintai adlh seseorang yg sangat aku benci dan seseorang lagi yg tak aku cintai akan menjadi pendamping dlm hidupku, seseorang yg aku inginkan menjadi pendamping hiduku tak ingin aku lihat lagi wajahnya” Salim mulai meracau tak karuan “Aku harus pergi sekarang” ujar Salim sambil berjalan sempoyongan dan mulai meninggalkan orang orang tersebut.
Beberapa mata mata datang ketempat tersebut dan menatap kearah Salim yg saat itu sudah meninggalkan tempat tersebut dgn kudanya “Jalal sedang tak berada diistana, kita harus segera menyelesaikan pekerjaan kita secepatnya”
Ditempat Anarkali, Anarkali sedang membawa gelang gelang kakinya, ibunya langsung menghentikannya “Kamu tak akan menari sekarang, Nadira ! Kamu menari karena kita membutuhkan uang untk ayahmu tapi sekarang dia sudah tiada”, “Aku akan menari sekarang karena rasa bersalahku atas kematiannya, ibu”, “Seorang penari tak dianggap sebagai rakyat biasa, nak ...”, Seorang penari tidaklah begitu, itu hanya anggapan orang orang yg membuat seorang penari menjadi orang yg hina / kotor, aku harus mengubah anggapan orang orang yg telah membuat ayahku dianggap sebagai seorang pengkhianat”, “Lalu apa yg akan kamu lakukan ?”, “Aku akan menghibur Yang Mulia Raja dgn tarianku dan aku akan meminta sesuatu sebagai imbalannya, hal itu akan sedikit mengurangi penderitaanku, aku akan menari di pesta pernikahan anak Yang Mulia Raja, tak untk menunjukkan bakatku tapi untk menunjukkan pd dunia bagaimana bakatku ni membunuhku”, “Kamu sangat mencintai Salim, kamu tak bisa menari didepannya”, “Aku akan menari didepan Yang Mulia Raja, ibu ... Salim telah mencampakkan aku dgn cinta dan kebenciannya dan sekarang aku akan menunjukkan kebencianku !”
Salim sedang berada di tempat prostitusi, salah seorang gadis dipanggilnya untk menghiburnya, tak lama kemudian dia memegang gadis itu “Aku menginginkan kamu”, “Apa yg kamu inginkan ? Kemarin kamu marah padaku” perempuan itu mulai menggerutu ke Salim “Aku minta maaf untk itu, aku telah marah padamu waktu itu” tepat pd saat itu Salim mendengarkan gemercing suara gelang gelang kaki penari dan Salim merasa gelisah, lalu Salim menggandeng perempuan tadi masuk kedalam kamar, perempuan itu langsung merebahkan tubuhnya didada Salim, Salim kembali mendengar seorang penari yg sedang menari “Suruh penari itu menghentikan tariannya ! Aku tak tahan dgn suara gemercing gelang kakinya !” perempuan tadi langsung menuruti perintah Salim dan pergi keluar kamar untk menyuruh penari yg berada diluar kamar itu berhenti menari ternyata penari itu adlh Anarkali tapi mereka berdua tak saling mengetahui satu sama lain antara Salim dan Anarkali, Anarkali akhirnya meninggalkan tempat tersebut, Salim kembali gelisah ketika mendengarkan suara gemercing gelang kaki sang penari, perempuan tadi kembali masuk kedalam kamar dimana Salim berada “Penarinya sudah pergi, sekarang tak ada suara suara lagi”, “Kalau begitu kamu yg pergi dari sini ! Aku ingin sendirian !” perempuan tersebut langsung beranjak pergi meninggalkan Salim, Salim kembali teringat pertemuannya dgn Anarkali di Amer lagu Rabba is pyar mein yg versi sedih kembali terdengar, Salim menangis pilu.
Didalam istana kerajaan Mughal, diruang keluarga Jodha sedang berkumpul dgn keluarganya “Sekarang Amer dan Agra akan membangun hubungan yg lain lagi” Bhagwandas merasa bahagia dgn rencana pernikahan ni “Aku telah mengundang kerabat kita untk pesta Wagdan / pertunangan nanti” kali ni Ratu Amer yg ikut angkat bicara “Apa itu Wagdan ?” Murad mulai penasaran “Wagdan itu adlh sebuah ritual dimana calon pengantin perempuan dan calon pengantin pria berjanji satu sama lain untk kehidupan mereka kelak” Bhagwandas mencoba menjelaskan arti wagdan, tiba tiba Jodha terlihat tegang dan gelisah. “Kalau menurut kalian, Maan Bai itu bagaimana ?” Rukayah bertanya ke Danial dan Murad, “Dulu waktu kami kecil, dia itu tak pernah memberi aku mainannya yg manapun dan sekarang ketika dia akan menjadi kakak ipar kami, aku akan menggodanya” Murad terlihat senang menceritakan rencananya tersebut “Kalian itu mempunyai tanggung jawab untk membuat Maan Bai merasa nyaman berada di Agra, sehingga dia tak rindu dgn Amer” Rukayah mencoba mengingatkan pd anak anak tirinya tersebut “Mengapa tak ? Iya kan Danial ?”, “Aku jg sangat senang dia ada disini” kata Danial dgn nada lemah “Heiii ... Apakah kamu sedang bersedih ?” kali ni Murad penasaran dgn saudara tirinya, Danial. “Danial pasti jg sedang memikirkan tentang pernikahannya, jangan khawatir, setelah Salim, masalahmu akan terselesaikan juga” bathin Rukayah dlm hati . Sementara itu Jodha masih termenung memikirkan Salim, Jodha teringat ketika Salim mengatakan bahwa mereka (Jalal dan Jodha) tak mempunyai hak untk memutuskan tentang kehidupannya, “Maaf, saya harus pergi, masih ada pekerjaan yg harus dikerjakan” Jodha pamit pd seluruh keluarganya dan berlalu dari sana. Melihat tingkah laku adiknya yg agak aneh, Bhagawandas segera mengejar Jodha keluar ruangan “Jodha ! Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku ?”, “Aku hanya khawatir dgn segala macam persiapannya, kak”, “Jodha, ketika kakakmu berada disini, kamu tak usah khawatir” Bhagwandas mencoba menenangkan adiknya “Aku harus khawatir dgn hubungan ini, kak ... Aku tak tahu apa yg sedang Salim pikirkan saat ini, aku harus berbicara dengannya”
Jodha segera menemui Salim dikamarnya, dia bertanya pd pelayan tentang Salim “Pangeran Salim tak pulang sejak kemarin malam, Yang Mulia Ratu” Jodha benar benar kaget mendengarnya.
Jodha mencoba curhat tentang Salim ke Moti, pelayan yg jg sahabat setianya “Moti, Salim bilang kalau dia meminta waktu terlebih dahulu untk pernikahannya ni tapi sekarang dia tak berada di manapun, perayaan pernikahannya akan segera dilaksanakan, aku harus berbicara dgn dia”, tepat pd saat itu Qutub menemui Jodha dan Moti “Qutub, dimana Salim ? Kamu tahu dimana dia ?”, “Maaf, Mariam Uz Zamani, saya tak bisa mengatakan dimana dia sekarang” Jodha kaget “Qutub, demi Tuhan katakan padaku, ada apa sebenarnya ?” akhirnya Qutub menceritakan tentang Salim yg pergi ke tempat prostitusi, Jodha sangat terkejut.
Salim sedang tertidur disalah satu kamar di tempat prostitusi, tiba tiba pintu kamarnya diketuk dari luar “Siapa disana ? Mengganggu saja ! Aku sedang tidur !” Salim berteriak tak suka acara tidurnya diganggu, tiba tiba dua orang perempuan yg mengenakan baju panjang dgn jubah dan cadar yg serba hitam masuk kedalam kamar “Siapa kamu ?” Salim kaget melihat tamu yg datang secara tiba tiba dikamarnya, tak lama kemudian kedua perempuan tersebut membuka cadar mereka dan ternyata mereka adlh Jodha dan Moti, Salim sangat terkejut “Mariam Uz Zamani, kamu disini ?” ... Sinopsis Jodha Akbar episode 438 by Sally Diandra.
source : http://tempo.co, http://sinopsisjodhaakbar.blogspot.com, http://imgur.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar