(Nida' Ar-Rahman) Tidak ada ceritanya dan tak ada satu ulama' pun mengatakan bahwa SYARAT MENASEHATI ADALAH HARUS SEMPURNA. Karena jika syarat menasehati adlh harus sempurna, maka saat ni tak ada manusia yg berhak menasehati.
Namun, menasehati adlh wajib bagi siapapun yg mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut, tak usah menunggu harus sempurna 100%. Jadi ketika mendapatkan nasehat tak usahlah kita bilang "KAYAK SUDAH SEMPURNA SAJA, SOK NASEHATI". Tapi "Lihatlah apa yg dikatakan jangan lihat siapa yg mengatakan", asal itu baik kenapa kita harus rewel mematok syarat harus sempurnalah, harus ulama' lah dan lain sebagainya.
Jika diri termasuk orang yg rewel menerima nasehat, maka takutlah jangan-jangan memang hati sudah tertutup dari kebaikan. Atau jangan-jangan diri temasuk orang yg termaktub dlm firman Allah :
ÙˆَØ¥ِØ°َا تُتْÙ„َÙ‰ٰ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ Ø¡َايَٰتُÙ†َا ÙˆَÙ„َّÙ‰ٰ Ù…ُسْتَÙƒْبِرًا ÙƒَØ£َÙ† Ù„َّÙ…ْ ÙŠَسْÙ…َعْÙ‡َا ÙƒَØ£َÙ†َّ ÙِÙ‰ٓ Ø£ُØ°ُÙ†َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَÙ‚ْرًا ۖ ÙَبَØ´ِّرْÙ‡ُ بِعَØ°َابٍ Ø£َÙ„ِيمٍ
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dgn menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dgn azab yg pedih.
(QS: Luqman Ayat: 7)
(QS: Luqman Ayat: 7)
Jangan sampai diri mengabaikan nasehat di dunia, sehingga nanti akan menyesal jika harus merasakan pedihnya di neraka.
Al-Madinah Al-Munawwarah
5/Rajab/1436 H
5/Rajab/1436 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar