Berita YGN Terlihat gambar CCTV saat penyerang masuk ke dlm ruangan YGN lalu menembak semua berkas dan jg vas yg ada diatas meja dan Dal Po yg menyerang si pria sampai terjatuh. “Pria berumur 20-an memasuki studio siaran YGN, Saat dia berteriak dia jg meluncurkan senjatanya dan terlibat perkelahian dgn seorang karyawan” Gambar CCTV saat terjadi penyerangan kantor MSC, Gong Joo terekam sedang bersembunyi dibawah meja. “Di MSC, dgn jarak 500 meter dari YGN...dia menyerang reporter dgn senjata sebelum dia ditangkap” Bum Joo menonton berita YGN dari apartmentnya, terlihat gambar saat terjadi demo dgn si pria pemilik bus. “Orang yg menyebabkan masalah ni adalah pria 21 tahun dgn marga Cho. Bulan Desember tahun lalu, Reporter MSC, Song melaporkan Pemilik perusahaan bus. Pria itu adalah anak pemilik bus” Si pria misterius memberikan penyataan di depan wartawan dgn wajah dibuat blur, Bum Joo terus menonton dgn tegang tanpa berkedip. “Reporter itu... mereka memberitahu dunia bahwa ayahku adalah seorang penipu. Aku ingin mereka untk menjaga omongan mereka.” Bum Joo terus menatap layar TV dgn mata berkaca-kaca, Yoo Rae melaporkan dari tempat kejadian dgn polisi yg masih memeriksa tempat kejadian. “Polisi kini menyelidiki tuduhan percobaan pembunuhan atas nama Cho. Reporter YGN, Ki Ha Myung saat ni menjalani perawatan di RS. Dia mendapat luka yg cukup serius. YGN News, Yoon Yoo Rae melaporkan”
Bum Joo mematikan TV dan sempat terdiam, lalu membuka kembali ponselnya dgn rekaman yg sudah ia buat sebelumnya. “Dan itu adalah hasilan kerjaku selama 20 tahun "bertani" yg kutunggu sekarang adalah memanennya. Tapi, aku tak suka jika ada hama yg datang menganggu rencanaku.” ucap Ibunya dgn nada marah. Akhirnya Bum Joo melempar ponselnya di sofa, ia menutup wajahnya dan menghela nafas panjang, terlihat kebimbangan dlm dirinya. Matanya memerah seperti memikirkan ni semua terjadi karena perintah ibunya.
In Ha dan ayahnya duduk bersama di ruang tunggu rumah sakit. Dal Po keluar dari ruangan dgn tangan yg sudah di beri kain penyanggah tangannya. In Ha berlari bertanya apakah lengan Dal Po baik-baik saja. Dal Po mengatakan ia baik-baik saja. Dal Pyung melihat anaknya yg sangat khawatir dan perhatian pd Dal Po. “Apanya yg tak apa-apa. Kau baru saja dioperasi. Jika kau pemain bisbol, karirmu pasti akan berakhir.” ucap In Ha kesal “Aku mau ke bagian administrasi dulu. Dal Po, kau tak usah pulang ke rumahmu. Ikutlah dgn kami.” kata Dal Pyung Dal Po menolak, karena menurutnya itu tak perlu. Dal Pyung mengatakan itu sangat perlu. “Dokter bilang, jika kau memaksa tanganmu untk bergerak. Keadaanmu akan memburuk. Tinggallah bersama kami sementara ini.” tegas Dal Pyung. Akhirnya Dal Po tak bisa menolak lagi, Ayah In Ha pergi ke bagian adminstrasi.
Dal Po bertanya apakah pelakunya sudah ditangkap, In Ha membenarkan dan menceritakan tentang kasush seorang sopir yg bunuh diri dan pria itu adalah anak dari si pemiliki busnya. Dal Po kaget mendengar cerita In Ha. “Jadi, dia menyerang kita walaupun dia sudah terbukti bersalah?” tanya Dal Po binggung “Itulah yg dia katakan kepada polisi.” cerita In Ha sambil memakaikan jaket pd Dal Po “Tapi, kenapa kau bisa tahu dia akan menyerangku juga?” tanya In Ha yg terlihat binggung “Semalam, saat perjalanan pulang. Kau ingat pengendara motor itu?” ucap Dal Po In Ha mengingat si brengsek yg mengebut di jalan. Dal Po memberitahu kalau pria itu adalah pengemudi motor itu juga. In Ha merasakan kejadian ni sangat menakutkan karena pria itu sudah merencanakan sebelumnya. Dal Po hanya bisa mengangguk, In ha kembali merapatkan jaket Dal Po dan terlihat sangat khawatir.
Ruang Rapat YGN “Aku memberikan cuti pd Ki Ha Myung hingga keadaannya membaik.” ucap Gyo Dong “ Jadi, serangan ni karena berita tentang pemilik bus itu. Bukankah ni sudah kelewatan?” komentar Young Tak, Hyun Gyu seperti tak setuju. “Tahun lalu, saat aku rekaman di bandara pd orang yg akan berwisata Orang yg muncul dlm beritaku melaporkanku. Karena berita itu, ia tertangkap memiliki selingkuhan, lalu bercerai dan dipecat.” cerita Hyun Gyu “Menjadi reporter berarti harus berurusan dgn banyak dendam. Ini adalah hal yg harus kita tanggung. Tapi, Ki Ha Myung, terlalu dini untk menghadapi cobaan ini.” komentar Manager Joo “Tapi, apakah benar hanya karena berita itu? Jika, dia merasa dihakimi. Kenapa tak menggugat kita saja? Kenapa harus dgn aksi teror?” ucap Gyo Dong menduga-duga. Young Tak binggung apa ada alasan lainnya. Gyo Dong pikir seperti itu seperti sebuah peringatan, untk menjaga omongan mereka. Young Tak kaget, lalu bertanya laporan apa yg sedang Dal Po lakukan sekarang. “Dia sedang menyelidiki hubungan antara MSC dan Ketua Park.” ucap Gyo Dong lalu disambut dgn helan nafas ketiganya.
Di luar Yoo Rae berusaha menguping bersama Hoo Chul tapi ia tak mendengar apapun pembicaraan di dalam. “Sepertinya Mereka mengatakan sesuatu tentang "Hubungan".” ucap Yoo Rae “Oh ya, sekarang aku yakin...Kapten menyukaimu.” kata Hoo Chul menyimpulkan. Yoo Rae heran dgn Hoo Chul membahas yg itu. Hoo Chul menjauhkan kupingnya dari kaca lalu menceritakan tingkah Gyo Dong yg aneh semenjak kejadian tadi. Ia melihat wajah Gyo Dong yg panik saat menanyakan keadaannya. “Aku ada di sana dan dia tak bertanya tentang keadaanku. Apa lagi kalau bukan menyukaimu?” komentar Hoo Chul. “Itu artinya kau itu adalah kura-kura yg tak akan bisa terluka.” ejek Yoo Rae dgn mulut ngedumel. Hoo Chul mengatakan apa yg ia katakan itu serius dan bukan candaan. Yoo Rae menyuruh Hoo Chul berhenti berbicara. Hoo Chul mencoba menyakinkan apa yg ia katakan itu serius. Yoo Rae rasa itu suda cukup karena ia tak akan terlalu narsis dan pede seperti dulu. “ Berikan aku buktinya. Aku tak akan percaya sebelum melihat buktinya.” perintah Yoo Rae “Menurutku dia memang menyukaimu.” ucap Hoo Chul mengedumel dan menaruh kembali telinganya dikaca.
Di dlm Young Tak melihat keduanya yg berusaha menguping pembicaran mereka di dalam. “Dia masih bersikap seperti penguntit artis” komentar Young Tak . “Dia bukannya penguntit. Tapi, reporter yg rajin.” bela Gyo Dong dgn wajah tersenyum Young Tak merasa kalau sikap Gyo Dong itu benar-benar aneh kali ini. Gyo Dong meminum kopinya lalu berdeham sambil memalingkan wajahnya, sepertinya ia tak mau ketahuan kalau memberikan perhatian pd Yoo Rae.
Cha Ok menemui Nyonya Park di kantornya. “Ahhh..itu Mengerikan sekali. Kau pasti sangat ketakutan sekarang. Ya, ampun. Wajahmu masih terlihat pucat sekali.” komentar Nyonya Park dgn wajah bersedih. “Kejadiannya sangat kebetulan. Aku, anakku, dan bahkan Ki Ha Myung. Kenapa bisa seseorang yg menarik perhatian anda diserang bersamaan?” ucap Cha Ok Ia jg mengerti dgn pesan si pria teror itu "Jaga omonganmu". Nyonya Park terkejut dgn ucapan Cha Ok, ia merasa Cha Ok itu sudah menuduhnya. Dengan mengipaskan tangannya di wajahnya, Nyonya Park merasa sangat kaget sekali dgn ucapan Cha Ok. “Kata-katamu kejam sekali. Aku kaget sekali.” ungkap Nyonya Park sambil terus mengipaskan tangannya di depan wajahnya. “Jika bukan anda, maafkan aku.” ucap Cha Ok dgn sopan “Tapi, Manajer Sung... Jika memang benar , akulah yg melakukannya...” kata Nyonya Park Cha Ok memincingkan matanya, dgn wajah terkejut. Nyonya Park menegaskan sekali lagi kalau ni yg ia katakan adalah “jika” “Jika aku yg melakukannya... Itu artinya hubungan kita sedikit mengalami keretakan, 'kan? Kalau begitu... Bukankah lebih baik kita waspada satu sama lain sebelum benar-benar retak?” ucap Nyonya Park dgn nada mengancam. Mata Cha Ok langsung melotot tajam, seperti sudah mengerti kalau memang itu sebuah peringatan dari Nyonya Park untk dirinya, In ha dan Dal Po.
Nyonya Park berjalan dgn Bum Joo, terlihat wajah Bum Joo dgn tatapan kosong seperti banyak pikiran. Nyonya Park melihat anaknya yg punya banyak pikiran. Bum Joo merasa apakah itu sangat terlihat dari wajahnya. “Yahh.. itu sangat terlihat.Tanyakan saja. Apa yg ingin kau tahu?” ucap Ibunya “Aku menonton berita tentang aksi teror itu. Apakah...” belum selesai Bum Joo bertanya ibunya sudah menjawab. “Ya, aku yg memerintahkannya. Motifnya harus kuat hingga polisi tak perlu bertanya siapa bosnya. Sangat mudah menemukan orang yg dendam pd mereka. Reporter memang harus bersiap untk menerima dendam.” jelas Nyonya Park dgn wajah angkuhnya. Bum Joo bertanya apakah itu sebuah peringatan untk mereka, Ibunya kembali membenarkan lalu ia berhenti berjalan menatap anaknya dgn wajah melotot, tak seperti biasanya. Ia ingin memberitahu sesuatu pd anaknya. Bum Joo terlihat binggung melihat ibunya.
Nyonya Park langsung mengambil ponsel yg di pegang oleh anaknya, Bum Joo hanya bisa pasrah. Nyonya Park mengatakan dirinya itu sangat tahu anaknya didunia ini. Ia melihat ponsel Bum Joo yg merekam percakapan mereka. “Aku tahu saat kau berbohong padaku. Aku tahu dari suara dan sorotan matamu dan Aku jg tahu, betapa kecewanya kau padaku.” ucap Nyonya Park sambil memasukan ponsel Bum Joo ke dlm tasnya. Keduanya saling berpandangan dan suasana menjadi hening, Nyonya Park meminta maaf karena sudah mengecekannya, ia jg sadar anaknya itu pasti sangat kecewa pd dirinya. Bum Joo menatap ibunya yg berbicara dgn mata berkaca-kaca. “Tak bisa kah hidup kita kembali seperti dulu lagi? Aku akan melakukan semua pekerjaan kotor ini. Kau bisa pergi berlibur dan melakukan semua yg kau inginkan. Kau hanya perlu bersenang-senang saja.” ucap Nyonya Park sambil mengelus pipi anaknya. Bum Joo jg berkaca-kaca menatap ibunya. Nyonya Park meminta Bum Joo untk tetap hidup seperti itu saja lalu pergi meninggalkan anaknya. Bum Joo menatap ibunya dgn bersedih karena tak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang.
Dal Po dan In Ha pulang kerumah bersamaan, Kakek merasa senang karena mereka pulang kerumah. Dal Pyung meyendokan bubur didalam mangkuk. In Ha bergembira karena ayahnya membuat bubur abalone. “Aku memasak banyak dan buburnya masih hangat.” ucap Dal Pyung yg sudah menyendokan untk Dal Po. “Pisau itu menusuk tubuhmu yah, Tubuhmu pasti sangat kesakitan. Ayo Cepat makan.” ucap Kakek yg terlihat bersedih. Dal Po mulai makan, In ha dan kakek berbarengan ingin memberikan kimchi pd Dal Po, wajah Dal Po terlihat kebingungan. In Ha dan kakek tertawa karena mereka bisa bersamaan, Dal Pyung binggung melihat keduanya, ditangannya ada kimchi lobak. “Kau mau makan kimchi?” ucap Dal Pyung iku-ikutan ingin memberikan kimchi lobaknya. “Ahhh....Kau selalu saja terlambat.” komentar kakek mengejek anaknya. In Ha sudah menaruh kimchinya pd sendok Dal Po, Dal Pyung tersenyum begitu jg Dal Po dan jg In Ha. Dal Po menatap In Ha dgn tersenyum lalu makan bubur buatan ayah In Ha dgn nikmat.
Dalam kamar mandi, Dal Po berusaha membersihkan jenggot dan kumisnya dgn tangan kirinya tapi ia merasakan kesusahan karena tak terbiasa. In Ha yg tak sengaja lewat menawarkan diri untk membantunya, kali ni Dal Po tak menolak. “Jika kau salah, daguku akan berdarah” ucap Dal Po memperingati sambil memberikan cukurannya. In Ha mengerti lalu menyuruh Dal Po duduk di pinggir bathtub, keduanya yg saling duduk berdekatan terlihat gugup, In Ha mulai mencukur dibagian leher Dal Po. “Saat nonton film horor, kau tak takut saat melihat adegan pisau cukurnya? Terutama saat kau mencukur bagian ini. Jika aku bersin, tenggorokanmu akan berdarah!” ucap In Ha menakut-nakuti Dal Po. Dal Po sempat kaget dan berteriak, In Ha tersenyum lalu memegang leher Dal Po untk lebih mendekat padanya, ia menyuruh Dal Po jangan bergerak karena nanti bisa berdarah. Dal Po diam dgn mata menatap keatas. In ha mencoba membersihkan bagian dagu, Dal Po melirik mata In ha yg jaraknya sangat dekat dengannya, ia tersenyum melihat In ha yg duduk sangat dekat dengannya. In ha tersadar sedari tadi Dal Po memperhatikannya. Mata mereka saling menatap lalu tersenyum. In ha melanjutkan kembali mencukur jenggot dan kumis Dal Po. Dal Po terus saja mengoda In Ha dgn tatapannya, In Ha hanya bisa tertunduk malu dgn wajah tersenyum. Dal Pyung yg tak sengaja lewat melihat keduanya yg terlihat mesra sedikit geram, mengumpat Dal Po sibocah tengik. Lalu ia melihat In Ha yg tersenyum saat membantu mencukur jenggot Dal Po. Ia seperti tak tega menganggu kesenangan dan kebahagian anaknya. “Ya, sudahlah!!!! Aku tak mau tahu dgn hal itu” ucapnya berlari meninggalkan keduanya.
Kakek terlihat kesusahan karena melipat selimut dikamarnya, Dal Pyung datang meminta dirinya saja yg membereskan karena nanti punggung ayahnya itu sakit lalu memberikan koran pagi. Dal Pyung menceritakan dirinya itu kemarin mimpi aneh, sambil memasang kacamata dan membaca koran bertanya mimpi apa anaknya itu semalam. Dal Pyung pikir itu adalah mimpi yg konyol, Kakek meminta anaknya itu menceritakan karena mimpi memanglah hanya mimpi saja. “Aku mimpi Dal Po bertanya apakah ia bisa pacaran dgn In Ha.” cerita Dal Pyung “Dasar kau ini, memang brengsek. Kau memimpikan hal konyol seperti itu!” umpat Kakek sambil melempar bantal ke wajah anaknya. “Sudah kubilang, itu mimpi konyol.” ucap Dal Pyung, Kakek ingin memberikan pukulan dgn koran tapi Dal Pyung sudah ingin menghindar dan kakeknya menurunkan kembali korannya. “Hei, mimpi konyol sekalipun punya batas-batas. Dal Po adalah anakku dan In Ha adalah putrimu. Beraninya kau memimpikan hal seperti itu?” teriak Kakek yg ingin memberikan ancang-ancang untk meninju dgn tanganya. Dal Pyung yg terlihat ketakuan merasa yg dikatakan ayahnya itu benar.
Di kamar mandi, In Ha selesai mencukur kumis dan jenggot Dal Po lalu mengelapnya dgn handuk.
“Ini benar-benar tak masuk akal. Aku jg merasa itu tak masuk akal” ucap Ayah In Ha Dal Po tersenyum menatap In ha, ia pun mengelus pipi In ha terlihat kalau ia benar-benar sangat menyayanginya. In Ha tertunduk tersipu malu.
Cha Ok dan Gyo Joo berjalan bersama di lorong, “Lakukan secepatnya tentang kasus Presdir Park. Kita jg akan mengekspos SMS itu. Bersiaplah untk tayang besok.”perintah Cha Ok. “Manager, aku jg ingin melakukannya, tetapi Direktur tak akan mengizinkannya.” keluh Gong Joo “Aku tak butuh izin, karena Aku akan melakukannya. Aku akan mengirimkan berita lain atas namaku, lalu nanti kuubah dgn berita Ketua Park.” jelas Cha Ok menyusuh strategi. Gong Joo berteriak kaget, ia melihat sekeliling takut ada yg mendengar menurutnya itu sangat gila. Dengan mata melotot Cha Ok merasa bukan dirinya yg gila tapi Nyonya Park. “Serangan itu diperintahkan olehnya. Itu adalah pesan peringatan darinya.” jelas Cha Ok “Apa? Apa kau serius?” teriak Gong Joo tak percaya “Jika kita tak melaporkan hal ni dgn cepat, kali bukan hanya peringatan.” tegas Cha Ok “ Tidak, jika kita melaporkannya, ni akan jadi masalah besar.” ungkap Gong Joo ketakutan
Cha Ok berhenti berjalan lalu mengarahkan pandangannya pd Gong Joo “Setelah kita melaporkannya, dia tak akan berhenti dgn memberi peringatan. Saat seseorang tahu, kau harus membuatnya diam. Jika dua orang tahu, Kau harus membuat keduanya diam. Tapi, jika 1.000 / 10.000 orang tahu, bagaimana kau bisa membuatnya diam?” ucap Cha Ok menjelaskan dgn prinsipnya. Gong Joo hanya bisa melonggo, Cha Ok merasa dgn semua yg akan mereka lakukan ni maka dunia akhirnya akan mengakuinya lalu kembali berjalan. Gong Joo menarik nafas panjang, ia tersenyum karena Cha Ok bisa berpikiran seperti itu.
Sebuah lembaran kertas tertempel di depan ruangan MSC news tertulis
[Pengumuman Sumber Daya Manusia] beberapa pegawai sudah berkumpul di depannya dan jg il Joo. “Cap Kim biasanya meliputi Kongres / Hukum, kenapa dia dipindahkan ke Budaya?” ucap seorang reporter lainnya. “Dia pasti sudah melakukan sesuatu yg salah. Bagaimana denganManajer Song? Dia di pindahkan ke bagian Review.” komentar il Joo yg sedikit gugup. Gong Joo yg baru datang binggung melihat mereka yg sedang berkumpul di depan ruangan. Cha Ok melihat penguman dgn memincingkan matanya. “Apa ini? Kenapa aku tiba-tiba pindah ke bagian Budaya? Aku bukan lagi Kapten?” teriak Gong Joo tak terima “Manajer Song. Kau pindah dibagian Review.” ucap Gong Joo menunjuk papan pengumuman tak percaya. Lalu ia berpikir kalau ni jg sebagai peringatan dari Nyonya Park. Cha Ok merasa kalau Nyonya Park sudah mengambil mic-nya dan menyuruhnya untk menutup mulutnya juga. Gong Joo hanya menghela nafas panjang, Cha Ok melirik melihat Do Young yg berdiri tak jauh darinya. Tatapan Doo Young seperti memberikan peringatan jg pd Cha Ok, kali ni Cha Ok menatap Doo Young tanpa rasa takut lalu Doo Young memilih masuk ke dlm ruangannya.
Gong Joo memasuk semua barang-barangnya ke dlm kotak, In Ha berlari menghampirinya bertanya kenapa Gong Joo harus di pindah cara tiba-tiba. Gong Joo menghela nafas lalu berteriak ni semua karena In Ha. “Karena kau... aku dipindahkan.” teriak Gong Joo kesal “Karena aku? Apa jangan-jangan... Apa karena berita yg aku ajukan?” tanya In Ha panik. “Ya, karena itu! Aku memberitahu Manajer dan akan melakukannya, tapi Inilah yg terjadi.” jelas Gong Joo In Ha kaget karena ibunya setuju dgn usulannya, Gong Joo membenarkan awalnya ia memang tak percaya tapi itu memang benar adanya. “Sayangnya , kita dihentikan oleh Presdir Park. Pemindahan ni jg pasti ulah Presdir Park.” ucap Gong Joo yg terlihat geram. “Presdir Park? Ibu Bum Jo?” tanya In Ha semakin kaget dan tak percaya. “Ya. Manajer Song mengatakan bahwa serangan itu jg atas perintahnya. Itu peringatan agar kita tutup mulut.” jelas Gong Joo In Ha tetap tak percaya dan menanyakan buktinya, Gong Joo mengakui tapi itu hanya firasatanya. Ia tak sepenuhnya percaya tapi setelah semua terjadi,akhirnya ia percaya. Ia menepuk lengan In ha, untk memperingatkan supaya In Ha lebih berhati-hati. In Ha tertunduk, meminta maaf, Gong Joo rasa tak perlu. “Karena kau, aku akan menjadi reporter yg sebenarnya. Itu membuatku menyadari tugasku sebagai reporter. Aku tak bisa melakukannya, tetapi kau harus tetap menjadi reporter yg baik.” pesan Gong Joo Ponsel In ha berbunyi, ada telp dari ibunya. Cha Ok yg sedang bersandar di dinding mengajak In ha bertemu. In Ha mengerti langsung berlari keluar. Gong Joo menghela nafas panjang, mengakui dirinya itu punya banyak kekurangan.
Cha Ok membuat secangkir kopi, ingatannya kembali pd ucapan Dal Po saat menemuinya.
“Saat dimana kau harus memutuskan untk menjadi penyebar isu... Ketika kau menjadi reporter dan bahwa kau mungkin akan menyesali keputusan yg kau buat 14 tahun yg lalu Aku ingin mempercayai keputusan naif itu.” In Ha datang menemui Ibunya dgn panggilan manager, ibunya merasa In Ha sudah melihat pengumuman, sekarang ia bukan lagi seorang manager dan jg reporter. “Kau suka kopi yg bagaimana?” tanya ibunya, In ha agak binggung mendengar pertanyaan ibunya. “Oh,aku.... dua gula dan dua krim.” ucap In Ha sedikit gugup. “Sama seperti ayahmu, ni sangat norak.” ejek Cha Ok sambi menyendikan krim dan gula. In Ha membahas tentang usulan beritanya yg disetujui oleh ibunya. Cha Ok berkata kalau sekarang berita itu sudah di blokir sambil memberikan kopi buatannya pd In Ha. In Ha sedikit gugup menerima kopi buatan ibunya.
Keduanya duduk bersama, In Ha penasaran alasan ibunya bisa turun jabatan karena berita itu. Cha Ok pikir mungkin saja, lalu ia meminta In Ha menyerahkan kembali amplop itu pd Dal Po. In Ha tahu di dlm itu berisi apa. “ini Ponsel dan isi SMS. Aku mendapatkannya dari Ki Ha Myung. Tolong kembalikan semua padanya. Sebagai gantinya, penyebar isu adalah Aku, bukan kau.” ucap Cha Ok, In ha kaget ibunya sekarang mengantikan dirinya.
In ha memberikan amlop itu pd Dal Po “Manajer Song benar-benar memberikan ni kembali padaku?” tanya Dal Po binggung “Iya, tapi dia meminta, supaya kita mengatakan bahwa dia penyebar isu. Dia ingin melaporkan berita itu sendiri tapi tak bisa karena mic-nya diambil. Banyak yg ingin dia katakan tapi dia tak bisa menyiarkannya lagi.” ucap In Ha Ia menceritakan ibunya sangat marah, tapi ia memberitahu kalau ibunya akan menemukan cara lain untk memberitahu kepada seluruh dunia. Dal Po binggung cara lain seperti apa.
“Apa maksudmu dgn cara lain?” tanya In Ha “Gunakan kekuasaan pemerintah. Kasus 14 tahun yg lalu tak memegang banyak kekuasaan. Bahkan jika kita mengungkapkannya UU Pembatasan sudah lama berakhir. Presdir Park tak akan goyah karena itu.” jelas Cha Ok seperti sudah sangat mengenal Nyonya Park Cha Ok membutuhkan seseorang dlm kasus ni yaitu teman In Ha. Waja In Ha binggung siapa temannya. Ibunya menyuruh untk pergi menemui Chan Soo memintanya untk mengajukan gugatan pecemaran nama baik. In Ha semakin terkejut dgn keputusan ibunya
Chan Soo yg punya banyak pekerjaan sedang menyemprot tanaman di ruangannya. Dal Po datang mengunjunginya, Chan Soo senang melihat Dal Po menanyakan keadaan lengannya karena ia sangat khawatir. Dal Po merasa Chan Soo hanya tinggal melihat tangannya saja. Chan Soo bertanya kenapa Dal Po datang karena ia tak punya kasus yg bisa diceriakan. Dal Po mengatakan ia datang kesini bukan untk kasus tapi butuh bantuan. Chan Soo pun dgn tangan terbuka menanyakan bantuan apa yg diperlukan Dal Po. “Sesuatu yg harus kau lakukan.Ahh...Tidak, sebenarnya ni perlu kau lakukan.” tegas Dal Po Chan Soo melangkah masuk ke dlm lorong di ruang kepolisian. Dal Po binggung apa maksud fitnah yg dikatakan In Ha .
“Ibuku menunjukknya sebagai orang yg bertanggung jawaban atas kebakaran pabrik. Jika Chan Soo mengajukan gugatan pencemaran nama baik atas itu, Ibuku akan dijadikan tersangka utama” jelas In Ha Chan Soo bertemu dgn ketua yg baru saja keluar dari ruangan, Ketua bertanya untk apa Chan Soo datang, ia pikir Chan Soo sudah di pecat dari depertementnya. Chan Soo pikir itu tak mungki, ia membanggakan dirinya kalau departementnya itu tak bisa berjalan tanpa dirinya. “Masuklah, aku akan menyiapkan kursi yg hangat untukmu.” ucap Chan Soo sopan “Tidak perlu. Tapi, kenapa kau di sini?” tanya ketua “ ni karena Beberapa bisnis di kantor Urusan Sipil.” jawab Chan Soo “Urusan Sipil Untuk apa?” tanya Ketua binggung “Untuk mengajukan gugatan.” tegas Chan Soo, Ketua yg kaget Chan Soo berani mengajukan gugatan. “Aku mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Reporter Song Cha Ok.” jelas Chan Soo
“Saat itu, ibuku akan membocorkan semuanya pd polisi. Polisi akan menyelidiki lebih lanjut dan wartawan akan meliput berita. Itulah caranya mengungkapkan ni pd dunia.”jelas In ha In Ha menceritakan ibunya akan memulai kasus tentang ayah Dal Po pd 14 tahun yg lalu yg berhubungan dgn presdir Park, kemudian ibunya akan menjadi tersangka utama bersama Nyonya Park. Dal Po menghela nafas mendengar semua urutan cerita yg nanti akan mereka kerjakan. “Setelah itu...” ucap In Ha *** “Setelah itu, kalian awasi berita ni dan laporkan sebagaimana mestinya. Laporkan apa yg polisi dan jakasa katakan, apa yg aku dan Presdir Park katakan.” “Jangan lewatkan hal sekecil apapun untk dilaporkan. Bagaimanapun manipulasi opini publik menekannya. Jangan sampai lemah / goyah. Lakukan dgn benar.” Cha memberikan tugas In Ha untk bisa mengerjakan semuanya setelah ia nanti akan menjadi tersangka utama. In Ha meneteskan air matanya mengatakan ia mengerti. Cha Ok tahu Nyonya Park akan mengunakan uang aua koneksinya untk keluar dari masalah apabila ada kesempatan. “Tuduhan, dakwaan, mendengar... Pastikan dia tak bisa memaafkan dirinya sendiri. Kalian harus mengamati.” jelas Ibunya mengebu-gebu
“Tapi ibu.... Ini mungkin akan menjadi akhirmu. Mungkin... Kau akan kehilangan segalanya. Kau mungkin harus memberikan segalanya.” ucap In Ha dgn air mata mengalir di pipinya. “Aku tak begitu memikirkannya. Selama ini... Aku merasa lelah.....Aku sangat lelah.” akui Cha Ok dgn mata berkaca-kaca In Ha mulai menangis didepan ibunya, Cha Ok memegang pipi anaknya meminta jangan menangis. Ia merasa tak tenang mempercayakan semua pekerjaan ni pd anaknya. In Ha mengangguk menahan tangisnya, ia memegang tanga ibunya yg mengelus pipinya. Tapi tetap saja air matanya mengalir, Cha Ok hanya bisa menatap In Ha dgn mata berkaca-kaca
“Apa ni jg sulit bagimu?” tanya In Ha seperti merasakan dadanya sesak setelah menceritakan semua rencana ibunya. Dal Po hanya terdiam menatap pacarnya, In Ha menangis kembali bertanya apakah sesulit ni saat melihat Jae Myung yg akan menyerahkan diri lalu bertanya bagaimana cara menahan rasa sakitnya. Dal Po pindah mendekati In Ha dan memeluknya sambil menepuk lengannya. “Bagaimana... kau bisa mengatasinya?” tanya In Ha yg menahan sesak di dadanya sambil menangis. “Itu sulit dan tetap masih sulit. Aku tak bisa bilang aku sudah mengatasinya.”ucap Dal Po dgn tatapan sedih. “Maafkan aku, Dal Po. Sudah tepat jika ibuku mengambil keputusan ini, tapi... ibuku Aku merasa dia memilih jalan yg sulit, jadi...” In Ha terus menangis tanpa bisa berkata-kata lagi. Dal Po mendepak In Ha untk bersandar padanya, ia tahu apa yan In ha rasakan. In ha menaruh kepalanya dipelukan Dal Po sambil terus menangis. Dal Po terus menempuknya lengan In Ha untk menenangkannya.
“Reporter Song membuat keputusan yg sulit.” komentar Jae Myung “Apa itu artinya semua akan terekpos? Ayah kita, kisah Chan Soo... Apa dia akan mengungkapkannya sendiri? ” tanya Jae Myung dgn wajah tersenyum Dal Po mengangguk lalu ia tertunduk sambil menghela nafas, Jae Myung heran dgn wajah adiknya yg terlihat tak senang. Dal Po meminta maaf pd kakaknya mengakui kalau dirinya tak sesenang itu. Jae Myung bertanya alasannya. “Apa yg dialami In Ha saat ini... sama dgn saat aku melaporkanmu. Sulit bagiku untk melihatnya seperti itu. Dan membuatku berpikir tentang dirimu juga.”cerita Dal Po dgn wajah sedih . “Kau mulai lagi dgn Menyalahkan diri sendiri.” ucap Jae Myung Ia mengetuk jendela dan mengatakan akan mengatakannya sekali lagi jadi ia meminta adiknya untk mendengarkan baik-baik. Dal Po pun dgn serius menatap kakaknya. “Hari di saat aku melakukan wawancara dgn Reporter Song Aku berencana untk mengakhiri segalanya, Cha Ok dan termasuk aku sendiri. Lalu saat aku melihatmu... Aku ingin hidup. Bagaimana kau membalas dendam pd Cha Ok, Aku ingin menyaksikannya. Kau menyelamatkan hidupku.” cerita Jae Myung
Lembaran kertas panggilan dari polisi ada di tangan Cha Ok. “
Karena kau melaporkanku dan tak menyembunyikanku, sekarang Kau bisa bertanya pd Reporter Song dan Presdir Park Jika kau tak melakukannya, Kau mungkin tak punya kesempatan untk bertanya Dan hari seperti ni tak akan ada Kau paham maksudku, kan?” ucap Jae Myung Cha Ok yg berada diruang review masukan surat ke dlm tasnya, ia duduk terdiam seperti mengumpulkan kekuatannya. Nyonya Park sedang melihat bangunan yg akan di bangun dgn begitu megang, sekertarisnya datang dgn wajah panik. Nyonya Park yg kaget menegurnya untk ketuk pintu dulu sebelum masuk. Sekertarisnya itu meminta maaf karena ni sangat mendesak. “Apa Anda sudah melihat berita? Manajer Song digugat karena pencemaran nama baik. Dia akan memberi kesaksian pd polisi.” jelas Sek. Goh. “Pencemaran nama baik atas nama Siapa?” tanya Nyonya Park yg terlihat santai “Orang itu, Polisi Ahn. Bagaimana jika manajer Sung membocorkan tentang Anda ke polisi?” ucap Sek Goh panik “Yah... itu Mungkin saja. Dia sengaja ingin digugat agar ia bisa bicara.” ucap Nyonya Park Sek. Goh terlihat binggung karena Nyonya Park sudah tahu kalau itu disengaja. Nyonya Park tahu Cha Ok sudah ia bungkam jadi mencari tempat lain untk bicara. Nyonya Park merasa tak ada maslah dan membiarkan Cha Ok berbicara. “Gugatan pencemaran nama baik itu... itu hanya akan berdampak kecil jika tetap dilakukan.” ucap Nyonya Park santai “Tapi Presdir, jika reporter tahu tentang hal itu...”kata Sek. Goh yg terlihat begitu khawatir. “Apa mereka peduli tentang hal itu?” ucap Nyonya Park angkuh, merasa dirinya akan tetap menang sambil menatap bangunan dgn wajah tersenyum.
Kantor Polisi Sungai Han Cha Ok turun dari mobil dan langsung berjalan masuk ke dalam, ia berdiri tepat di lobby seperti melihat sekeliling terlebih dahulu. Yoo Rae yg pertama kali melihat Cha Ok berdiri di depan lobby, Seo Hak dan reporter lainya ikut melihat Cha Ok. “Itu dia, kudengar dia dituntut atas pencemaran nama baik. Dia pasti sedang diinterogasi.” komentar Seo Hak Yoo Rae dan beberapa wartawan lainnya langsung mengererubungi Cha Ok saat akan melangkah. Wartawan langsung bertanya, “
Apa Anda dijebak? Ada komentar?” In Ha berdiri melihat ibunya yg banyak didatangi reporter, Cha Ok melihat In Ha lalu mengangukan kepalanya seperti memberikan keyakinan kalau ia bisa. “Apa Anda ke sini karena Petugas Ahn menggugat Anda untk pencemaran nama baik?” tanya Seo Hak “Iya, itu benar.” jawab Cha Ok “Apa Anda mengakui pencemaran nama baik?” tanya Yoo Rae “Itu akan terungkap selama penyelidikan.” jelas Cha Ok tenang “Bagaimana perasaan Anda saat ini?” tanya Seo Hak “Apa ada yg merasa senang setelah mendapatkan tuntutan? Jika kau reporer, tanyakan pertanyaan yg berbobot. Jangan bertanya seperti itu.” tegas Cha Ok Seo Hak tertunduk malu dan meminta maaf. Cha Ok memberitahu dirinya akan diinterogasi selama dua sampai tiga jam setelah itu ia akan kembali dan meminta semuanya untk menyiapakan pertanyaannya. In H tersenyum mendengar ibunya berbicara. Cha Ok berjalan menaiki tangga untk pergi ke ruang interogasi. Wartawan melihat Cha Ok itu sangat sulit dan bisa Mengintimidasi. Yoo Rae bisa melita laser yg keluar dari matanya. “Sangat berkharisma! Aku mengormatinya.” puji Yoo Rae mengacungkan jempol pd Cha Ok, wartawan yg lainnya pun ikut mengacungkan jempolnya.
Saat berjalan satu lantai, tak sengaja Cha Ok bertemu dgn Dal Po. “Apa kau akan ke ruang interogasi?” tanya Dal Po, Cha Ok menjawab dgn anggukan “Saat kau selesai, aku akan datang mencarimu dan bertanya.” ucap Dal Po, lalu pamit pergi menuruni tangga. Cha Ok ingat saat pertemuan pertama kalinya, disaat Dal Po masih menjadi seorang supir taksi. “Aku tak tahu reporter seperti apa. Setelah aku tahu, aku datang dan mencarimu. Bukan sebagai anjing bodoh tetapi serigala Dan aku benar-benar akan menyalak padamu.” tegas Dal Po
Cha Ok membalikan badannyannya memanggil Dal Po dan Dal Po pun berhenti melangkah turun. “Sekarang, apa kau sudah tahu seperti apa reporter?” tanya Cha Ok “Iya, sepertinya aku sudah tahu bagian terberatnya.” jawab Dal Po dgn membalikan badannya menantap Cha Ok “Baik. Kalau begitu datanglah... dan menyalak padaku. Aku akan menjawab semua pertanyaanmu.” tegas Cha Ok Dal Po memberikan hormat lalu menjawab ia mengerti dgn wajah tersenyum, terlihat Cha Ok tak terlihat wajah dinginnya dgn mata sedih dan mulutnya memberikan sedikit senyuman.
Bersambung ke Episode 19 Komentar Dal Po kau menang sungguh terlalu, pinter banget. Drama ni bisa bikin emosi penonton naik turun. Di pikir nanti Bum Joo bisa ngebuka semuanya tapi ketahuan sama si Nyonya Park. Sepertinya Nyonya Park itu orangnya licin kaya belut. ckckckck....
Ada pasangan baru lagi nih, Yoo Rae sama Gyo Dong. hihihihihi..... mudah-mudahan akhirnya mereka bersama. Kasihan jg sama Bum Joo karena ia masih ga bisa percaya ibunya seperti itu, tapi lucu sama Bromatenya Dal Po, apalagi pas Dal Po ngerjain dia pake kaleng bir yg sengaja di kocok.
Dua episode lagi selesai... Semoga aku bisa menyelesaikan dgn cepat yahhhh.... Amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar