PS : karena Muzi sedang terkena kendala untk menulis jadi aku yg mengantikan untk minggu ni yah.-happy read-
“ Wakil Presiden! Apa kau tak apa-apa?” tanya Ketua Ahn Do Hyun masih saja tertunduk, jarinya lalu mengepal, ia mengangkat wajahnya terlihat ada kilatan dia wajahnya sebagai tanda ia sudah berubah, matanya kali ni berubah menjadi warna kuning. Ketua Ahn memanggil Do Hyun dgn panggilan Shin Seu Gi, Do Hyun menaikan satu alisnya. “Apa kau baru saja memukulku? Kau bajingan kasar. Kau baru saja memukulku?” ucap Do Hyun dgn nada bicara seperti pria genit dan membela rambutnya jadi belah tengah. “Ferry Park?” ucap Ketua Ahn seperti mengetahui perubahan Do Hyun ke pribadi yg berbeda. Dengan wajah tersenyum, Do Hyun membenarkan kalau dirinya adalah ferry Park,
Di dlm gudang Ferry Park mulai membuka kardus dan mengeluarkan isi pakain yg ada didalamnya, sambil bernyanyi “Ini semua jg bukan pakaianku” lalu membuka kardus yg lainnya mencari pakaian yg menurutnya cocok untuknya. Ketua Ahn seperti masih binggung karena Do Hyun berubah jadi Ferry Park bukan Se Gi yg dinginkan. “ Mari kita bicara. Apa kau yakin ada di sini? Kita tak punya waktu.” ucap Ketua Ahn mencoba membujuk Ferry Park tetap mencari pakaiannya, sampai ia membuka lakban dan menemukan pakaian motif bunga-bunga dan sepatu putih, wajahnya langsung sangat gembir dan berteriak kalau temannya Michael itu sangat setia. “Aku menyuruhnya untk menyembunyikan pakaianku dan mengirimnya ke Korea. Lihat bagaimana dia mengemasnya!” ucap Ferry Park dgn nada seriosa. “Ferry Park!” teriak Ketua Ahn seperti tak tahan melihat Do Hyun yg mengabaikannya Ferry park tetap saja santai menganti bajunya dgn pakaian ala-ala pantai, Ketua Ahn melihat jamnya lalu memindahkan pakaian yg berserakan di dlm kardus. Ferry Park terus bernyanyi “Itu semua adalah pakaian, ni pakaianku”, Ketua Ahn mendekat lalu menepuk bahunya sedang mengancing pakaian bunga-bunganya. “Bukan begini yg harusnya kau pakai, tapi mulai sekarang, pakailah jas dan pergilah ke perusahaan. Aku akan menuliskan apa yg harus kau katakan, semua yg perlu kau katakan adalah apa yg kutulis.” jelas Ketua Ahn panik “ Ah. Untuk apa aku kesana kalau aku tak tahu kapan aku akan keluar lagi? Ini sudah sejak lama aku keluar. Jika jadi aku, maukah kau pergi?” balas Ferry Park Ketua Ahn memegang lengan Ferry Park wajahnya serius dan tahu dgn hal itu, Lalu ia berjanji kalau Ferry Park mau mendengarkan permintaanya maka ia akan melakukan semua yg dinginkannya. Ferry Park merasa tak percaya dan pasti sudah gila dgn mendengar ucapan itu, ia melepaskan tangan Ketua Ahn memberitahu satu-satunya yg dia inginkan adalah kebebasan, lalu kembali membagi dua belahan rambutany dan sibuk mencari-cari dlm kardus, Ketua Ahn seperti berpikir untk membujuk Ferry Park.
“Aku akan membelikanmu sebuah kapal laut, lalu Aku akan meletakkan namamu di atas kapal itu. Bukankah itu keinginanmu sejak lama?”teriak Ketua Ahn Ferry Park yg tadinya sibuk, langsung terdiam dan melonggo lalu tersenyum mendengar tawaran yg diberikan Ketua Ahn. “Di kapalmu, dgn namamu yg tertulis -Park Ferry! Di depan sebuah rumah dimana kau bisa melihat birunya laut dan kau bisa memancing.” ucap Ketua Ahn Ferry Park berteriak sambil memukul kardusnya kalau ia setuju dan berjabat tangan dgn Ketua Ahn. Dan ketua Ahn membalas “pilhan bagus”. Ferry Park yg terbiasa dgn mengunakan bahasa inggris tak mengerti dgn ucapan Ketua Ahn. “Pilihan bagus!” ucap Ketua Ahn mengulanginya “ahhh... yahhh.. Pilihan yg bagus!” balas Ferry Park lalu memeluk Ketua Ahn dgn senyum bahagia.
Terdengar bunyi ponsel, Ferry Park mencoba mencari-cari asal dari suara ponsel, lalu melihat jas yg tergeletak dan diatas kardus, ia terus mencari suara ponsel dan akhinya menemukan di saku jasnya. Ia melihat nama Oh Ri Jin dlm ponselnya, Ketua Ahn panik mencoba mengambil ponsel dari tangan Ferry Park tapi bosnya itu menghalanginya dan mengangkat sendiri ponselnya . “Kau punya 1 jam tersisa.” ucap si pria yg menyandar Ri Jin “Siapa ini? Astaga. Siapa kau?” tanya Ferry Park dgn bahasa inggrisnya “Kupikir kau tak mengenali suaraku, jadi aku meneleponmu lagi.Bawa jaketku ke gudang jam 1 siang. Jika tidak...” ucap si pria dgn nada mengancam Terdengar Ri Jin yg berteriak mencoba memberitahu dgn mulutnya yg di lakban, terlihat arti dari tulisannya di layar. “Kau tak perlu memanggil orang itu, jaketnya ada padaku...” lalu Ri Jin menendang kembali tulisan yg ada di layar. Pria itu malah memarahi Ri Jin untk diam lalu kembali berbicara pd Do Hyun di telp. “Jika kau datang bersama polisi...” ucap si pria, tapi belum selesai ia berbicara, Ri Jin kembali berteriak dgn mulut dilakban memberitahu tentang jaket yg di inginkan si pria. “Kenapa kau melakukan hal-hal semacam ini? Ah~Kenapa kau membuat semuanya makin rumit? Berapa kali kukatakan padamu orang itu tak memegang jaketnya, tapi aku!” teriak Ri Jin yg tertulis arti ucapanya. Si Pria yg tak mengerti merasa kesal dgn teriakan Ri Jin malah menambahkan lakban lagi di mulut Ri Jin supaya tak banyak bersuara. “Jadi, kau bilang untk membawakan jaketnya kurang dari 1 jam? Jadi, kau bilang tak apa-apa bila aku terlambat / tak memanggil polisi?” ucap Ferry Park “Betul sekali”jawab si pria “ Kalau gitu, aku tak perlu pergi. Aku sangat sibuk lagipula, jadi jangan harap. Oke” tegas Ferry Park yg ingin segera menutup telpnya. “T-t-tunggu! Aku belum mengatakan satu hal. Jika kau tak datang, kekasihmu akan mati.” ancam si pria “Apa? Jadi kau menggunakan wanita untk mengancamku? Ah~ bajingan ini. Dimana kau? Aku akan membunuhmu.” teriak Ferry Park yg mulai kesal. “Sadarlah! Kau bilang kau akan pergi ke rapat!” teriak Ketua Ahn mencoba menyadarkan Ferry Park dgn janjinya diawal Ferry Park menjauhkan sedikit ponselnya, ia mengeluh semuanya ni membuatnya menjadi gila. “Diriku hanya ada satu. Berhenti menyuruhku ni dan itu. Ah, astaga. Sialan. Karena omong kosongmu aku jadi gila.” teriak Ferry Park lalu kembali berteriak pd si pria menanyakan keberadaannya.
Nyonya Seo sudah duduk di kursi tepat di tengah ruangan rapat. Semua dewan direksi duduk setelah melihat Nyonya Seo duduk, kursi di samping Ki Joon masih kosong, Do Hyun belum datang saat rapat akan dimulai. Nyonya Seo melihat jam yg ada diruangan, jam satu kurang 20 menit, terlihat tepat dibawah jam Ayah Ki Joon, Tuan Cha Young Pyo menatap Nyonya Seo dgn senyumannya, Nyonya Seo terlihat agak tegang karena Do Hyun belum datang.
Ri Jin yg sedang di sandera berusaha untk melepaskan tali yg mengingat tubuhnya. Si pria yg terlihat bengis itu tiba-tiba berbicara sendirian di dlm gudang, Ri Jin pun panik berpikir Se Gi sudah datang. “Bajingan itu bernama Shin Se Gi, kalian semua pasti sudah tahu betapa mengerikannya dia. Mulai sekarang, untk bersiap-siap dari serangannya. Aku akan melakukan simulasi. Pikirkan bahwa orang itu adalah aku” ucap Si pria Dengan posisi kuda-kuda dan tangan siap memukul, ia menyuruh orang-orang mendekatinya perlahan. Saat itu jg keluar banyak orang dari persembunyian dan siap memukulnya dgn kayu, tapi si pria terlihat ketakutan dan meminta anak buahnya untk sabar sebentar. “Pelan, pelan. Kenapa kalian terburu-buru? Apa kalian ada janji?” ungkap Si Pria menyindir anak buahnya. Ia kembali bersiap-siap untk melawan dgn posisi kuda-kuda dan tangan yg siap memukul. Terjadilah simulasinya dan perlawanan, ada jg pria yg masuk dgn motornya yg sengaja di naikan untk menakuti Se Gi nantinya. Ri Jin terlihat binggung dan mencoba menghindar saat motor berjalan tepat di depannya.
Jam di ruang rapat hanya tinggal beberapa menit lagi di jam satu siang. Young Pyo terlihat tersenyum manis karena Do Hyun belum datang, Nyonya Seo mulai tegang dan mencoba menguranginya dgn meminum segelas air putih yg ada di depannya. Young Pyo melirik, dgn senyuman liciknya sudah terlihat kalau ia berharap Do Hyun tak datang maka ia akan di percaya memegang Seung Jin Grup. Terdengar bunyi pintu terbuka, Nyonya Seo menengok terlihat wajah tegang melihat siapa yg datang.
Saat sedang melakukan latihan, anak buah si pria terlihat ketakutan dan langsung menjatuhkan kayu yg ada ditangan mereka. Si pria jg terlihat kaget meliat orang yg datang, Ri Jin melihat siapa yg datang. Ferry Park datang dgn membawa seperti mainan ke dlm gudang. “Siapa yg tadi memanggilku di telepon?” teriaknya dgn wajah tersenyum
Sementara Di ruang rapat bukan Do Hyun yg datang tapi ketua Ahn datang dgn nafas terengah-engah lalu meminta maaf. “Ada panggilan mendesak untk wakil presiden.” ucapnya Nyonya Seo, Young Pyo dan Ki Joon menatap ketua Ahn yg baru datang. Ketua Ahn memberikan selembar kertas kecil pd Nyonya Seo “Sesuatu terjadi pd wakil presiden, Kupikir akan sulit baginya untk hadir ke rapat” tulisnya. Ia hanya bisa tertunduk ketika Nyonya Seo menatapnya. “Tampaknya wakil presiden yg baru mengalami kecelakaan. Dia bilang dia mampir terlebih dulu di rumah sakit. Jadikan pidatonya di akhir. dan kita mulai rapat sekarang.” ucap Nyonya Seo memberitahu pd dewan direksi. Young Pyo dan Ki Joon menatap Nyonya Seo seperti sedang menyimpan sesuatu. Dengan wajah dinginnya Nyonya Seo mengembalikan kertas yg diberikan pd Ketua Ahn.
Ferry Park masih memegang mainannya di tangannya dgn wajah imutnya, suasana tegang terasa sekali di dlm gudang, terlihat Ri Jin yg berusaha untk melepaskan talinya. “Ah, ya ampun! Kau, yg meneleponku, apa yg kau lakukan? Majulah! Sementara aku menghitung sampai 4, Ayo Maju!” ucap Ferry Park sambil menyodorkan bola yg ada ditangannya. Ia mulai menghitung mulai dari 1, 2.... si pria ingin mengambil kayu yg ada dibawah, Ferry Park dgn cepat menyebut angka 3 dan 4 saat itu jg anak buah si pria malah berlari mundur menjauhi ketua mereka. Si Pria hanya bisa membungkuk sendirian di depan. “Oh... kalian tampak ketakutan... Sepertinya kalian pikir ni cuma mainan” ejek Ferry Park terlihat dgn wajah jahilnya. “Dengarkan dulu, Shin Se Gi. Ayo kita bicara setelah meletakkan benda itu.” ucap si pria dgn terbata-bata berdiri dgn tegak “Jangan bergerak! Beraninya kalian bergerak!” teriak Ferry Park menakut-nakutinya dgn gaya bercanda, anak buahnya semakin mundur dan si pria bersiap-siap untk mengambil kayu yg ada dibawah. “ Ini jangan dianggap lelucon. Jika kau tak tahu, jangan berkelahi denganku. Bukan hanya demi aku, tapi jg demi kalian. Aku terkenal dlm membuat bom. Dan besar dan birunya lautan” jelas Ferry Park
Mata si pria melihat sesuatu dibelakang, ada anak buah yg lain mencoba menyerang Ferry Park dari belakang. Ri Jin berteriak dgn lakbannya ingin memberitahu tapi Ferry Park yg konyol tetap saja berbicara. “Aku ingin menikmatinya sambil tertidur. Tapi kalian mencabut bulu hidungku saat aku tertidur! Kalian memetiknya. Kalian seharusnya tak hidup seperti ini. Dan jika ingin jaket kulit tersebut, kalian harus punya uang dan membelinya. Mengapa malah mempertaruhkan seluruh hidup kalian?” ucap Ferry Park Ri Jin berusaha memberitahu dgn kakinya, tapi Ferry Park tetap tak sadar. Si anak buah sudah berdiri sangat dekat dgn Ferry Park tapi ia terlihat ragu dgn untk mengayunkan kayunya. “Kalian seharusnya tak begitu! Wanita itu! Apa yg kau lakukan sekarang?!” teriak Ferry Park Si Pria memberikan kode pd anak buahnya untk segera memukul Ferry Park dari belakang. Anak buah berteriak sangat ingi memukul dan Ferry Park berhasil menghindarinya, tapi bom yg ada ditanganya terlepas dan bergerlinding. Waktu Bom itu akan meledak berjalan, Si pria berteriak histeris, anak buahnya pun panik berlari mencari tempat persembunyian, Ferry Park merayap mundur sementara si pria masuk ke dlm gerobak besi, mata Ri Jin melotot ketakutan. Tinggal 6 detik lagi, Bom itu akan meledak, Ferry Park berteriak karena bom akan meledak di depannya saat sudah sampai waktunya, tak terjadi ledakan bom, Ferry Park dan Ri Jin mengangkat wajahnya.
“Nasinya sudah matang.” terdengar suara wanita dlm bom. Ferry Park binggung, si pria mengintip dari dlm gerobak, anak buahnya jg mengintip dari tempat persembunyian. Ferry Park merayap seperti seorang tentara mendekati si bom yg ia buah. “Oh tidak, kenapa ni mati? Apa karena aku menggunakan timer dari rice cooker? Seharusnya sudah meledak sekarang. Ah, aku jadi gila.” ungkapnya kesal Saat itu jg anak buah dan pria sudah mengepungnya, lalu memberikan tendangan yg keras pd Ferry Park. Ri Jin berteriak ketakutan melihat Ferry Park yg di tendang oleh banyak orang. Terlihat ada benda kecil yg terlepas dari badan Ferry Park.
Terlihat gambar dari layar dgn kedipan merah dan terdengar teriakan Ri Jin. Dalam mobil Ketua Ahn bisa melihat dilayar keberadaan dan mendengar suara di tempat Do Hyun berada. Flash Back saat Do Hyun sudah mempersiapkan semuanya. “Kau bisa mengetahui lokasiku dan mendengar apa yg terjadi. Saat kepribadian lainku muncul, tolong tempelkan ni pd tubuhku Alat ni agar kau tahu aku berada dlm situasi seperti apapun”ucap Do Hyun memperlihatkan alat pd Ketua Ahn “Seperti yg kau tahu, jika ketahuan polisi maka aku dan Seung Jin Group akan mengalami kesulitan Kita harus mencegah masalah sebelum jadi besar. Dan mengakhirinya antara kita berdua” pesan Do Hyun pd Ketua Ahn. Ketua Ahn serius menyetir mobil menuju tempat keberadaan Do Hyun segera, GPS masih berfungsi. Tapi tiba-tiba terdengar anak buah yg ada didalam gudang melihat alat kecil yg tergeletak. “Apa ini? Ini sepertinya sejenis perangkat. Ini adalah GPS! Hei! Dia memanggil polisi! Bomnya bohongan!” teriak pria yg ada didalam gudang. Ketua Ahn terlihat ketakutan dan tak ingin apa yg ia pikirkan terjadi, terdengar suara pria yg mengumpat dan saat itu jg sinyal GPSnya hilang dari layar. Ia terlihat panik lalu memukul stirnya karena kesal, kakinya pun menginjak gas yg dlm untk menyelamatkan Do Hyun. Akhirnya ia sampai di tempat terakhir GPS Do Hyun terlacak, saat membuka pintu tak ada satupun orang yg ada didalam. Wajahnya binggung kemana perginya Do Hyun sekarang.
Do Hyun sudah di pindah ke dlm gudang yg sempit dan cukup gelap, ia seperti tak sadarkan diri dgn tangan dan kaki yg di ikat. Ri Jin menatap penuh khawatir karena Do Hyun yg tak sadarkan diri. “Oh... bajingan licik seperti rubah ini... Tidak heran, dia menggunakan logat satoori yg dia tak gunakan sebelumnya, mengubah konsepnya dan membuat sebuah acara besar! Itu semua untk menghabiskan waktu!” umpat si pria pd Do Hyun yg tak sadarkan diri “Hei, tapi, apa orang ni mengambil beberapa narkoba?” tanya si pria yg tadinya akan memukul Do Hyun. Si Pria menjelaskan tentang mata Do Hyun yg berbeda saat terakhir mereka bertemu, ia pikir kalau yg ia temui itu orang lain. Ia yakin kalau Do Hyun itu sudah memakan semua obat yg ada dijaket mereka dan memanggil polisi karena barangnya sudah habis. “Apa ini? Ada narkoba disembunyikan dlm jaket itu?” gumam Ri Jin mendengar pembicaran keduanya. Teringat kembali saat ayahnya mengunakan jaket dan menunjukan ke bagian perutnya. Ayahnya itu memuji jaket buatan italia dgn kualitas yg sangat tinggi dan sangat menyukainya. “Hei, biarkan saja. Bilang saja pd bos kalau kita menjual jaketnya dan kita tinggal menghasilkan uang yg cukup untk narkobanya!” ucap Si pria yg memukul Do Hyun dgn suara ketakutan. Ri Jin terlihat meangguk-anggukan kepala dgn cepat, seperti mengungkapkan kalau ia setuju dgn usul si pria. “Apa kau gila? Bos kita tetap akan membunuh kita kalau kita tak menemukan jaketnya.” teriak Si Pria “Maksudku, kenapa? Apakah jaket itu sangat berharga?” gumam Ri Jin dgn berusaha melepaskan tali dari badannya. “Jaket itu adalah barang mewah yg tak bisa dibeli dgn uang! Jika ingin membelinya, kita harus menyebrang ke Italia dan bertemu dgn master guru kulit, Salvatore Bocchetti tapi dia sudah meninggal setahun yg lalu.” jelasnya si pria perlahan “Kenapa?” teriak Ri Jin dgn mulutnya yg masih di lakban “Karena serangan jantung, selesai!” jawab Si pria Si Pria pemukul pun mengumpat kalau temannya itu memang bajingan yg membuat keributan dgn mencurinya tanpa izin. Si Pria merasa kalau sebelum bosnya itu tahu makan mereka harus bisa menemukannya. Si Pria pemukul terlihat mengeluh karena dimana mereka bisa menemukan jaket kulit itu.
Ri Jin berusaha untk mengajak bicara, lalu pesan teks terdengar dari ponsel Ri Jin. Si Pria yg membaca pesan Ri Jin langsung menyodorkan ponselnya pd Ri Jin. “Siapa orang ini?” teriak Si Pria penuh amarah. Mata Ri Jin melotot kaget melihat foto kakaknya dgn jaket kulit memberitahu ia sudah berhasil mendapatkan jaket itu dari ayahnya. Si Pria kesal karena Ri Jin tak menjawab pertanyaanya. “Aku bilang jawab aku! Kenapa kau tak menjawabku? Kenapa?!” teriak Si Pria Pria pemukul pun melepaska tangan teman pria itu lalu mencoba melepaskan lakban dari mulut Ri Jin. “Dia oppaku! Oppaku!” teriak Ri Jin karena lakbannya sudah bisa di buka “Berapa kali sudah kubilang?! Orang itu tak punya jaketnya! Aku yg punya! Jika kau membebaskanku, aku akan membawakan jeketnya jadi jangan buat semuanya makin rumit dan tolong urus ni diam-diam!” ucap Ri Jin dgn cepat dan terburu-buru Si Pria mencoba untk menyela untk berbicara tapi Ri Jin terus berbicara. “Jika sekali saja kau tanya padaku, jika kau tak tidak menutup mulutku maka semua urusannya bisa cepat selesai. kenapa kau membuat semuanya jadi rumit?! Untukku...” keluh Ri Ji berteriak Tapi ia terhenti setelah melihat si pria yg menodongkan pisau di depannya, dgn terbata-bata ia mengatakan kalau dirinya pergi sekarang maka ia akan membawakan jaket itu. Si Pria itu langsun menolaknya dan tak mungkin ia bisa percaya Ri Jin meminta si pria untk percaya padanya sekali saja. Si Pria meminta Ri Jin diam saja dan mereka akan pergi sendiri untk menemukannya, ia meminta Ri Jin untk menemukan dimana tempat jaket itu berada.
Si Pria pemukul langsung menghubungi Ri On dari ponsel Ri Jin dan berlutut di depannya. “Ya, Oh Ri Jin. Apa kau melihat fotoku? Cocok, kan?” ucap Ri On dgn penuh semangat mengangkat telp dari adiknya. “Ya, Ri On. Dimana kau sekarang?” tanya Ri Jin dgn nada ketakutan “Apa maksudmu "Dimana kau"? Aku di Ssang Li.” jawab Ri On dgn membawa sepiring salad dan mengapit ponselnya dgn pundaknya. Ri On merasa kemarin ia sudah memberitahu Ri Jin kemarin kalau ia ada pesat setelah kerja dgn seniornya yg sudah ia kenal. Ri Jin terlihat binggung, Ri On membicarakan tentang orang-orang yg membantunya saat menuliskan novel. Ri Jin berteriak ia tahu dgn cerita itu. “Tapi, tapi Ri On, karena sedang bicara tentang novelmu, sudah kubilang kan kalau di novelmu, bab 3 sangat-sangat berkesan?” ucap Ri Jin sedikit berteriak dgn nada tinggi “Hei, kau- kau- kau, apa yg salah denganmu tiba-tiba? Kenapa kau memujiku padahal biasanya kau tak seperti ini. Kau Membuatku takut. Apa Ada yg salah? Apa mungkin kau?” ucap Ri On terlihat berpikir sejenak Dua pria yg ada digudang terlihat tegang takut ketahuan kalau ia sedang menyandera, Ri On melotot berharap kakaknya itu mengerti dgn petunjuknya. “Apa karena kau tak mau membayar hutangmu padaku 200$ kemarin? Wow, kau tak bisa begitu. bahkan orang tua dan anaknya harus punya hubungan yg jelas masalah uang. Aku sangat kecewa padamu sekarang!” ungkap Ri On Si Pria memberikan tulisan di atas koran “Tanya sampai kapan dia ada di sana!” dan Ri Jin mengikuti perintah dari si pria. “Sampai kapan? Sampai kapan? Sepanjang malam, dasar. Sepanjang malam. Sampai matahari terbit. Kenapa? Karena malam kami lebih indah daripada harimu.” jawab Ri On dgn gaya selengeannya. Ri On tersadar kalau adiknya sudah menutup telpnya, ia mengumpat adiknya itu memang penuh aneh lalu berteriak memanggil seniornya karena makanannya sudah siap.
Si Pria dan anak buahnya keluar dari tempat Do Hyun dan Ri Jin disandera. Anak buah yg lainnya sudah menunggu diluar. “Kau tetap di sini, jaga pria dan wanita itu. Dan sisanya, ikut aku.” perintah si pria Anak buahnya pun ikut si pria keluar dari gudang, sementara si pria pemukul pergi ke depan pintu dan langsung mengembok pintu tempat Do Hyun dan Ri Jin disandera. *** Sementara di dlm Do Hyun masih belum tak sadarkan diri. Ri Jin masih berusaha untk membuka tali dgn mengoyangkan tangan dan kakinya lalu berteriak kesal sendiri. Tiba-tiba-tiba Do Hyun terbatuk. Ri Jin yg mendengar Do Hyun terbatuk-batuk bertanya keadaannya baik-baik saja lalu bertanya apakah ia sudah sadar. Do Hyun masih terbatuk, Ri Jin mengingat saat bertemu dgn Do Hyun beberapa kali sebelumnya. “Ingatlah. 7 Januari 2015 tepat jam 10 malam.Waktu aku jatuh cinta padamu” ucap Se Gi dgn wajah Do Hyun “Permisi. Permisi, tapi kau siapa?” tanya Do Hyun saat bertemu pertama kali di depan lobby “Kenapa kau tak keluar? Menjauh sebelum aku hitung sampai empat, oke” teriak Ferry Park dgn rambut belah tengahnya. “Semuanya berbeda. Sinar matanya, suaranya, dan kepribadiannya.” gumam Ri Jin mengingat semuanya. Tubuh Do Hyun bergetar, Ri Jin melihat dgn jelas. Dengan mengangkat wajahnya, terlihat kornea matanya yg mengecil lalu membesar setelah itu ia berteriak seperti terjadi sesuatu dlm dirinya, Ri Jin melotot melihat Do Hyun yg berteriak dgn tangan di ikat dgn tali.
Sementara Si pria pemukul terlihat baru saja dari toilet, saat akan berjalan masuk terlihat bom buatan Ferry Park masih ada diatas drum. Dengan wajah sumringah merasa apa yg dibawa Se Gi itu sangat sulit di percaya. Ia melihat dgn meremehkan lalu ia melemparkan begitu saja bom buatan Ferry Park. Tanpa disadari Bom itu malah aktif dgn waktu 30 menit sebelum meledak dan si pria pergi begitu saja.
Terlihat kilatan sinar dari mata Do Hyun, ia kembali tersadar dan bingung melihat tempatnya berada sekarang. Ia melihat kaki dan tangannya yg sudah di ikat dan berusaha melepaskannya. “Bagaimana ni bisa terjadi? Bukan Se Gi yg keluar? Lalu siapa? Ferry Park” gumamnya Do Hyun terlihat kesusahan dan berteriak kesal karena talinya belum bisa dibuka. Setelah itu ia tersadar di depannya ada Ri Jin yg menatapnya, dgn wajah senyuman ia menyapa Ri Jin. “Apa kau baik-baik saja? Kau tak terluka, kan? Ah, bagaimana dgn jaketnya? Apa yg terjadi?.” ucap Do Hyun, Ri Jin tetap terdiam dgn mata berkaca-kaca “Maafkan aku. Saat aku marah / mabuk, aku hilang kesadaran.” jelas Do Hyun yg menyadari kalau dirinya itu berubah, Ri Jin masih menatapnya lalu menghela nafas “ Seperti yg kau lihat, aku tak apa-apa dan jangan khawatir. Tentang jaketnya, mereka sedang mencarinya.” jelas Ri Jin
Di jalan Raya Terlihat banyak motor yg berjalan dgn beriringan dan sengaja berjalan dgn berbelok-belok di jalan raya dgn ugal-ugalan. Salah seorang pengendara membuka helmnya, si pria dgn wajah kasarnya siap untk mendapatkan jaket itu kembali. Sementara di tempat Ri On sedang melakukan pesta setelah kerja dgn para seniornya, mereka bersulang bersama dan saling tertawa dan memakan semuanya. Ri On masih mengunakan dgn jaket kulitny sambil berbincang-bincang dgn temannya.
“Bagaimana mungkin dgn mudahnya kau beri tahu dimana kakakmu? Kau harusnya memberi dia peringatan terlebih dahulu.” ucap Do Hyun memarahi Ri Jin “ Tidak apa-apa. Di sana ada pesta.” jelas Ri Jin sambil berusaha untk melepaskan tali di tangan dan kakinya. “Aku tak bercanda. Keluargamu bisa dlm bahaya.” ucap Do Hyun dgn nada tinggi “Tidak apa-apa! Hari ni pesta setelah kerja.” ungkap Ri Jin terus berusaha membuka tangan dan kaki. Do Hyun mengumpat Ri Jin itu sudah gila, lalu ia teringat saat bertemu dgn Nyonya Husky di Club Paradise yg memberitahu kalau Ri Jin adalah pasien yg sangat bahagia dan seorang maniak. “Maafkan aku.” ucap Do Hyun seperti merasa bersalah. Ri Jin pikir untk apa minta maaf. Do Hyun mengakui kalau Ri Jin itu orang yg sakit. Ri Jin menendang kesal karena Do Hyun terus menganggap dirinya itu sedang sakit. “Minta maaf nanti saja dan pikirkan agar bisa keluar dari sini. Aku harus pergi ke rumah sakit sekarang!” teriak Ri Ji kesal
Saat itu Do Hyun melepaskan tali di baju dan kakinya dgn tangannya, Ri Jin kaget melihat Do Hyun bisa membebaskan dirinya, Do Hyun membantu Ri Jin untk melepaskan tali di tubuhnya. Ri Jin menduga Do Hyun sedang mempelajari trik kabur / semacamnya Do Hyun mengakuinya karena ia merasa terbiasa dgn hal seperti sekarang dan ia sudah berlajar sepanjang tahun lalu ia membantu Ri Ji melepaskan tali yg mengikat kakinya. Ri Jin menatap Do Hyun lalu meminta untk mengingatnya. Do Hyun bertanya mengingat tentang apa. “7 Januari 2015, tepat jam 10 malam.” ucap Ri Jin, Do Hyun kembali bertanya hari apa yg dikatakan Ri Jin “Hari aku jatuh cinta padamu.” jawab Ri Jin dgn Do Hyun yg menatapnya. “Oh Ri Jin, kau tak bisa mengatakannya di sini.” ungkap Do Hyun yg terlihat gugup. “Tapi itu kau yg bilang. Kau tak ingat?” tanya Ri Jin, Do Hyun terlihat gugup.
Ri Jin akhirnya bisa membuka semua tali di tubuhnya lalu ikut berjongkok di depan Do Hyun yg terlihat binggung. “Kau bilang bahwa orang dgn wajah sepertimu adalah palsu. Aku mengingat wajah Shin Se Gi....” ucap Ri Jin pd Do Hyun yg menatapnya. Terlihat Se Gi saat mengatakan kalimat yg sama saat ada dirumah sakit dgn tatapan dinginnya. “Akulah satu-satunya, jadi kau.... Jangan pernah melupakan sinar mataku.” ucap Se Gi Do Hyun menatap Ri Jin dan masih kebingungan, Ri Jin jg menatap dgn mata memerah lalu bertanya siapa namanya, Do Hyun hanya menatapnya. Ri Jin meminta untk Do Hyun menyebutkan namanya, Do Hyun malah memegang lengannya dgn keras. “Oh Ri Jin, di sini... Kau ingin kabur, kan?” ucap Do Hyun dgn wajah serius, Ri Jin menatapnya penuh arti.
Terdengar teriakan histeris dari dlm gudang, Si Pria yg menunggu di luar dgn tertidur terbangun lalu panik membuka gembok yg ada di depan pintu. Setelah membukanya, terlihat Ri Jin yg sudah terkapar tak berdaya diatas kardus. Dia melihat sudah tak ada Do Hyun yg terikat di kursi dan talinya sudah ada dilantai, ia mencoba mencari kemana Do Hyun pergi. Do Hyun sudah berdiri di belakang lalu memberikan pukulan untuknya dan berhasil melumpuhkan hanya dgn memukul bagian punggungnya. Ri Jin mengintip apakah si pria itu sudah pingsan, setelah keadaan aman ia pun membuka matanya lebar-lebar. Do Hyun mengajak Ri Jin kabur dari tempat itu. “Kau jangan lupakan janjimu untk sebutkan namamu kalau kita keluar hidup-hidup, kan?” ucap Ri Jin dgn nafas teregah-engah “Maaf tapi, kupikir akan sulit untk membawamu ke rumah sakit. Aku jg mendesak harus ke suatu tempat. Jika kita keluar, aku akan memanggil taksi. Pergilah sendiri...” balas Do Hyun mengintip keluar takut ada anak buah yg lainnya.
Saat membalikan badan, Ri Jin sudah disandera kembali oleh si pria yg mereka kira sudah pingsan. Si pria menyuruh keduanya masuk kembali selama ni masih bersikap baik, Ri Jin terlihat melotot ketakutan. Do Hyun meminta Si pria untk melepaskan Ri Jin, Si pria mengancam dgn menghitungnya sampai tiga. “Orang itu... adalah seorang maniak! Jangan merangsang pasien, akan jadi berbahaya.” pesan Do Hyun memperingati si pri “Siapa yg memanggilmu dokter? Kelihatannya kau lebih berbahaya. Aku tak apa-apa, jadi jangan gelisah. Bernapaslah.” perintah Ri Jin mengeluh kesal. Si pria menghitung sampai dua, tiba-tiba keduanya saling berteriak kencang. Si pria mengumpat lalu menghitung sampai ketiga. Terdengar bunyi dari bom yg dibuat Ferry Park. “Hitung mundur dimulai.!!!” terdengar suara dari dlm bom dan waktunya di mulai dari hitungan ke 50 detik. Ketiganya melirik ke arah bom yg aktif, Do Hyun dgn cepat mengambil kembali Do Hyun lalu mengancamnya dgn waktu mereka tinggal 41 detik lagi. Dia memerintahkan untk melepaskan Ri Jin sekarang. “Bajingan ni bercanda denganku lagi. Kau membuat adegan dgn benda tak berguna.” umpat si pria yg masih mengalungkan pisau di leher Ri Jin. “ Saat itu, aku belum membatalkan mode aman. tapi kali ini, apa yg akan kau lakukan jika ni sungguhan? Tentu saja, kesempatanya 50:50. Pilihan ada padamu Apapun pilihan yg kau buat, tentunya setelah 5 detik aku akan melempar ni padamu.” ucap Do Hyun dgn waktu tinggal 15 detik lagi. Si Pria akhirnya mendorong Ri Jin dan kabur. Sementara Do Hyun dan Ri Jin terdorong lalu terjatuh pd jejeran drum sementara bom yg ditangan Do Hyun pun terlempar. Ri Jin berteriak kesakitan, Do Hyun melihat bom itu akan meledak 10 detik lagi. Waktu tinggal 5 detik lagi, Ri Jin terlihat kesakitan dan Do Hyun pun menarik Ri Jin keluar dari gudang, tepat saat mereka melangkah keluar bom itu meledak dan mereka pun terlempar. Ri Jin terlihat tak sadarkan diri saat terjatuh.
Sementara di tempat pesta Ri On masih riuh dgn orang-orang yg bersulang. Pria dgn anak buahnya sudah sampai dan mengepung meja tempat Ri On dan teman-temannya duduk bersama. “Siapa Oh Ri On?” ucap Si Pria dgn wajah sangarnya berdiri di depan meraka. Terlihat teman-teman Ri On tak peduli malah melanjutkan minum-minum “Apakah Oh Ri On tak akan keluar?!” teriak si pria kesal. “Apa kau mencari ini?” ucap Ri On dgn membawa jaket kulit yg sudah dilepaskan. “Berikan padaku. Jika kau tak ingin melihat darah.” ancam si pria meminta jaket itu dikembalikan padanya. “Bagaimana mungkin kuberikan begitu saja? Aku harus menyingkirkan isinya dulu agar bisa kau bawa dgn nyaman. Ri On membuka bagian perut jaket bagian dlm dan butiran ekstesi berjatuhan, si pria itu pun kaget melihat obat-obatan yg ia sembunyikan jatuh begitu saja. Teman-teman Ri On langsung berdiri dari tempat duduknya, “Saya penyelidik untk Divisi Obat-obatan terlarang, Kepolisian Myungdong!” teriak orang yg duduk di depan memperlihatkan ID cardnya. “Saya dari tim penyelidikan umum.” teriak pria yg duduk disampingnya dgn memperlihatkan ID cardnya. “Saya dari divisi lalu lintas!” teriak si pria yg duduk di belakangnya. Dan teman Ri On yg lain jg polisi yg bertugas menyelidiki orang hilang. Pria yg tadinya sangat tiba-tiba panik karena ternyata di depan mereka adalah polisi. Ri On tersenyum karena ia bisa menjebak si pria yg akhirnya di borgol oleh polisi berserta anak buahnya. “Dimana adikku? Dimana adikku sekarang?!” teriak Ri Jin menarik pundak si pria dgn mata melotot marah.
Do Hyun dan Ri Jin masih terbaring di depan gudang yg sudah terbakar, Do Hyun yg ada disampingnya masih tersadar setelah terlempar karena ledakan. Ia melihat Ri Jin yg terdiam mencoba menyadarkan Ri Jin. Terjadi ledakan kembali lalu Do Hyun mencoba melindungi Ri Jin denga memelukanya, beberapa drum pun jatuh berpetalan di dlm gudang. Do Hyun berusaha menyelamatkan Ri Jin dgn mengendongnya. Ledakan kembali terdengar dan punggung Do Hyun sempat terkena jatuhan balok kayu, ia bersadar di balik rak dan terlihat pecahan kaya yg hamburan di depan mata Do Hyun. Ia berusaha berjalan tapi ledakan terjadi didepannya akhirnya ia pun mundur kembali. Ia sempat berhenti dan berlutut di depan rak, Ri Jin sedikit tersadar sambil membuka matanya. “Selamatkan aku. Aku bersalah...... Aku tak tahu..... Maafkan aku......” pinta Ri Jin yg terlihat lemah. Do Hyun mencoba mencari cara, terlihat ada motor yg terparkir didepan gudang. Lalu ia berlari membawa Ri Jin dan terdengar ledakan yg membuat rak jatuh. Bersambun ke Part 2
source : http://koreandramasuperaddicted.blogspot.com, http://slideshare.net, http://news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar