Ho Goo akhirnya bisa masuk ke dalam, Kang Chul kaget melihat Ho Goo yg datang ke kantornya. Gong Mi meminta maaf karena ia sudah menghalanginya tapi tak bisa.
“Kenapa bajingan itu kemari?” gumam Kang Chul melotot dgn wajah panik. Ho Goo melepaskan pegangan Gong Mi lalu berjalan mendekat Kang Chul lalu mengulurkan tangannya. “Senang bertemu kau lagi, Byun Kang Chul.” ucap Ho Goo, Gong Mi binggung kalau keduanya itu berteman.
“Bajingan gila ini...Akhirnya menemukanku.” gumam Kang Chul lalu melihat tangan Ho Goo yg mengulurkan tangan padanya. Kang Chul berdiri, saat itu jatuhlah daun semanggi yg dianggap diberikan Ho Goo terjatuh. Ia menjabat tangan Ho Goo dgn erat. “Senang bertemu denganmu, Kang Ho Goo.” kata Kang Chul, keduanya menatap tanda ada berkedip. “Kau... ingat aku.” ucap Ho Goo tak menyangka Kang Chul bisa mengingat namanya. “Karena kita pernah jadi teman sekelas. Seingatku begitu.” kata Kang Chul yg mencoba menutup rasa gugupnya.
“Bagaimana bisa aku melupakanmu?” gumam Kang Chul dgn memegang erat tangan Ho Goo Tiba-tiba ia tersadar sudah mengenggam erat tangan Ho Goo dan buru-buru melepaskannya. Ho Goo dgn mata mendelik merasa Kang Chul pasti kaget tapi menurutnya ia perlu berbicara.
“Apa yg ingin kau katakan padaku? Kang Ho Goo... jangan-jangan...” gumam Kang Chul terlihat makin panik “Kau mungkin tak ingin mengingatnya...Tapi yg terjadi malam itu...”ucap Ho Goo Kang Chul makin kalang kabut meminta Kevin yg sedang rapat untk menlanjutkan lain kali saja dan meminta Gong Mi mengeluarkan mobil untk Kevin. Gong Mi sempat melirik penasaran apa yg akan dibicarkan keduanya, tapi ia buru-buru keluar karena Kang Chul sudah mengeluarkan tatapan sinisnya.
“Menurutmu apa yg sedang kau lakukan? Orang-orang bisa melihat kita! Apa maksudmu dgn malam itu?” tanya Kang Chul panik takut membahas tentang ciuman mereka. “Jadi kau sudah tahu rupanya. Kenapa aku berada di sini.” ucap Ho Goo dgn menatap sinis
“Bajingan ini... Kau sungguh menemuiku kemari karena malam itu?” gumam Kang Chul tak percaya Ho Goo pikir Kang Chul itu takut orang lain tahu tentang malam itu. Ia mengingat kembali saat mendengar ucapan Do Hee dirumah sakit.“Malam itu aku memintamu...Aku memintamu memakai kondom. Tapi kau menolaknya.” ucap Do Hee “Jadi, kau mencariku karena hari yg tak penting itu? Dari 6 tahun yg lalu?” ucap Kang Chul yg berpikir Ho Goo akan membahas tentang pertemuan mereka. “Apa kau billang Hari yg tak penting?” balas Ho Goo kesal Ia mengingat kembali saat Do Hee yg menjerit kesakitan saat proses sebelum melahirkan yg membuatnya sedih melihat Do Hee yg merasa kesakitan.
“Seseorang... mengalami masa sulit karenamu!Apa kau bilang, itu Hari yg tak penting?” teriak Ho Goo kesal “Kang Ho Goo! Apa alasanmu melakukan ni padaku? Apa yg kau inginkan?” tanya Kang Chul yg mencoba memelankan suaranya. “Kau bertanya karena kau sungguh tak tahu?” teriak Ho Goo “Aku tak tahu apa yg diinginkan bajingan ni dariku.” gumam Kang Chul menatap Ho Goo Ho Goo meminta Kang Chul bertanggung jawab lalu membuka rompi jaketnya. Kang Chul binggung, Ho Goo menegaskan kembali supaya Kang Chul bertanggung jawab atas tindakanya. Kang Chul bertanya-tanya tindakan yg mana “Kenapa jg aku harus bertanggung jawab untk itu? Aku bahkan tak memulainya!”ucap Kang Chul yg merasa tak bersalah karena berpikir Ho Goo yg lebih dulu mcnciumnya. “Apa? Sekarang kau mau beralasan?” teriak Ho Goo yg langsung menyerang Kang Chul Tapi Kang Chul bisa mendorongnya sampai ke kursi dan menegaskan dirinya yg tak akan tertipu untk kedua kalinya. Terdengar suara benturan dan barang yg jatuh di dlm ruangan.
Gong Mi yg akan mengantar minuman mendengarkan suara di dlm ruang bosnya panik ingin melihat kejadian di dlm tapi Tae Hee langsung menghalanginya dgn mengendong bayi Do Hee. Gong Mi langsung menyuruh Tae Hee minggir tapi Tae Hee menolak.
“Apa katamu? Berdasarkan UU konstitusi, pasal 300 ... Apa namanya? Pokoknya, kau mencampuri urusanku berdasarkan hukum itu.” ancam Gong Mi yg pelupa. Tae Hee hanya menatap Gong Mi. “Kenapa kau melihatku begitu? Apa wajahku kelihatan aneh?” ucap Gong Mi sinis “Tidak, kau cantik.” kata Tae Hee dgn wajah polosnya. Gong Mi langsung terpesona dgn pujian dari Tae Hee dgn memainkan rambutnya. Tae Hee berpura-pura menimang bayi Do Hee karena pujiannya itu keluar begitu saja.
Di dlm Ruangan sudah berantakan. Ho Goo sudah duduk di lantai karena di dorong oleh Kang Chul yg masih berdiri tegak. “Kang Ho Goo, jangan lakukan ini. Aku tak punya perasaan apapun malam itu.” ucap Kang Chul “Jadi kau melakukannya tanpa ada perasaan apapun? Kau sampah!” teriak Ho Goo makin marah . Saat akan menyerang kembali matanya melihat daun semanggi milik Do Hee yg masih disimpan oleh Kang Chul. Ho Goo langsung berdiri melihat daun semanggi itu, Kang Chul panik ia tak ingin Ho Goo berpikir yg macam-macam. “Kau menyimpannya selama ini.” ucap Ho Goo tak percaya Kang Chul masih menyimpan pemberian dari Do Hee “Aku tak menyimpannya!” teriak Kang Chul yg langsung memberika pukulan pd hidung Ho Goo Ho Goo tak bisa menghindar dan hidungnya mengalir darah segar, badannya langsung terjatuh lemas di sofa. “Namaku Ho Goo. Kang Ho Goo.” gumam Ho Goo ***
Episode 8 Jangan tunjukkan kasih sayang di depan rumah dari publik
Ho Goo sudah mendongakan kepalanya dgn bersandar di apotik, Tae Hee dgn baik hati membersihkan darah yg ada di hidung Ho Goo dan menyumpalnya. Ho Goo masih merasakan kesakitan ketika Tae Hee membersihkan luka di hidungnya. “Byun Kang Chul bajingan itu! Kenapa bisa kau kena pukul? Harusnya kau yg memukul!” umpat Tae Hee kesal “Ya... itu karena semanggi berdaun empat.” ucap Ho Goo sedih “Apa yg kau bicarakan? Apa maksudmu?” tanya Tae Hee binggung “Bajingan itu menyimpan semanggi daun empat itu selama ini.” jelas Ho Goo tak percaya
Flash Back Ho Goo berdiri dgn wajah sedih melihat gambar badan Do Hee yg tanpa busana. Do Hee yg baru keluar dari sport center melihat Ho Goo yg menunggunya, dgn wajah sinis ia berusaha cuek berjalan begitu saja. Ho Goo yg merasa bersalah “Kenapa kau mengikutiku? Kau mau mengatakan sesuatu padaku?” tanya Do Hee dgn nada tinggi, Hoo Goo mengangguk “Kau mau minta maaf soal gambarku itu?” ucap Do Hee, Ho Goo ingin meminta maaf tapi Do Hee kembali menyelanya “Jangan minta maaf! Aku tak mau memikirkannya dan aku tak mau bicara pd pecundang sepertimu, Jadi jangan minta maaf / melakukan apapun dan pergilah. Mengerti?” teriak Do Hee kesal lalu pergi.
Ho Goo duduk termenung di dlm kamarnya, ia memikirkan Do Hee yg sedang berlatih berenang. Buku matematika yg ada didepannya, malah dibuat gambar dgn bentuk badan wanita.
Setelah itu Ho Goo tersadar, ia mengeluark buku gambar dari tasnya untk bisa membuat gambar di bukunya.
Ho Goo sudah menyodorka bukunya sambil meminta maaf dan menjelaskan kalau ia diancam Young Bae untk dibunuh apabila ia tak mengambar itu. Ia langsung menghela nafas karena merasa itu bukan kalimat yg tepat saat bertemu dgn Do Hee kembali lalu mencoba berlatih kembali. “ Maafkan aku.. Aku menyara mengambar itu dan tak ada artinya dibelakang itu. aku dipaksa menggambarnya dan Aku tak bermaksud apapun.” ucap Ho Goo Tae Hee yg melihat Ho Goo berbicara sendiri memanggilnya. Ho Goo langsung menyembunyikan buku gambarnya dibalik jasnya. Tae Hee mengajak Ho Goo untk main bola bersama. *** Saat akan berjalan ke lapangan, beberapa wanita terpesona melihat Kang Chul yg sedang berbicara dgn seorang guru. Mereka melihat Kang Chul seperti model dan sangat tampan. Tae Hee dan Ho Goo melihat Kang Chul yg di kagumi para wanita. “Ada apa dgn semua wanita di sekolah ini? Apa yg yang kelihatan tampan darinya?” ucap Tae Hee sirik “Itu bukan karena wajahnya yg tampan, tapi fakta kalau dia adalah seorang presiden sekolah.” kata salah satu temannya. Ho Goo melihat ke arah lain, Do Hee duduk dgn menyelipkan sebuah bunga semanggi. Ho Goo sudah bersiap-siap ingin memberikan buku gambarnya. Do Hee tersenyum tapi ia malah berjalan ke arah Kang Chul untk mengembalikan bukunya.
Kang Chul terlihat cuek melihat saat menerimanya, Tae Hee hanya bisa terdiam lalu mengajak Ho Goo untk main bola di lapangan. Ho Goo melihat Kang Chul yg menjatuhkan bunga semanggi milik Do Hee, ia langsung berteriak memanggilnya. Lalu menaruh bunga itu di tangan Kang Chul. “Ini milikmu, Jangan membuangnya.” pesan Ho Goo, Kang Chul terdiam karena Ho Goo menaruh daun semanggi di tangannya.
Ho Goo berjalan pulang sambil mengendong bayi Do Hee, sambil bergumam dgn kejadian sebelumnya.
“Byun Kang Chul masih menyimpan semanggidaun empat yg diberikan Do Hee padanya. Itu artinya... Byun Kang Chul masih punya perasaan pd Do Hee.” gumam Ho Goo sedih Ia langsung mengetuk kamar Do Hee dan melihat wajah Do Hee yg panik karena menunggu Ho Goo di kamarnya. “Hey, kemana saja kau? Aku pergi ke sekitar tempatmu. Dan kau bahkan tak merespon telepon maupun SMSku! Tahukah kau betapa cemasnya aku?” teriak Do Hee sambil mengendong bayinya. “Kau mencemaskan... aku?” kata Ho Goo tersipu malu mendengarkan ucapan Do Hee. “Apa yg kau bicarakan? Bayinya. Bayiku. Bagaimana jika hal buruk terjadi padanya? Bagaimana jika ia terluka? aku sangat cemas...” tegas Do Hee mencoba meralat ucapannya.
Ho Goo tetap tersipu malu karena ia tahu Do Hee sebenarnya cemas dengannya tapi tak mau mengakuinya. Do Hee tersadar dgn wajah Ho Goo yg disumpal kapas, ia bertanya kenapa dgn wajahnya. Ho Goo beralasan kalau ia jatuh. “Bagaimana bisa Cuma berdarah di hidung saja? Ini seperti seseorang sudah memukulmu.”ucap Do Hee sambil memutar badan Ho Goo melihat mana yg luka. Ho Go ketakutan kalau sampai Do Hee tahu ia berkelahi dgn Kang Chul. “Apa kau...Mengupil?” dugaan Do Hee yg membuat hidung Ho Goo berdarah.
“Ini sebuah dilema. Lebih memalukan yg mana? Aku mengupil / dipukul oleh Byun Kang Chul?” gumam Ho Goo berpikir Pelatih So tiba-tiba datang, ia mengeluh karena Do Hee tak mengunci pintu. Ho Goo tersenyum karena ia tak harus memberikan jawaban.
Di dlm ruang Kang Chul, Gong Mi membersihkan semua pecahan kaca yg berserakan dilantai. Setelah selesai ia bertanya keadaan Kang Chul yg sedang bersandar di kursinya. Kang Chul mengatakan ia baik-baik saja dan menyuruh Gong Mi untk pulang. “Tapi, soal orang-orang itu... Mereka membawa bayi. Dan saya rasa mereka adalah pendukung dari pengadilan ibu tunggal itu.” cerita Gong Mi, Kang Chul kaget karena Ho Goo membawa bayi. “Saya menyampaikannya pd pengacara Gae dan dia bilang akan menghubungi polisi. Kalau tidak, anda tak tahu kapan mereka akan datang dan membuat masalah lagi.” jelas Gong Mi ketakutan “Tidak. Katakan padanya untk tak melapor. Pengacara Gae tak perlu mengambil tindakan pd mereka.” perintah Kang Chul yg merasa ketakutan. Gong Mi mengerti lalu menaruh daun semanggi yg terjatuh di lantai. Kang Chul melihat daun semanggi itu diatas mejanya.
Dengan menatap daun itu, ia mengingat saat Ho Goo (sebenarnya Ho Kyung ) yg menciumnya, ia langsung benggong karena mendapatkan ciuman pertamanya. Kang Chul berjalan masuk ke dlm rumah, sebuah santal langsung menyambut di kepalanya. “Bocah tengik, kudengar kau membolos hari ini!” teriak ayahnya yg langsung memarahi anaknya. “Sayang.... Bicarakan terlebih dahulu. Kau pergi kemana?” tanya ibu Kang Chul sopan. Kang Chul tak bisa menjawab hanya bisa memegang bibirnya. “Kenapa kau tak menjawab, hah? Apa kau minum?” tanya ayahnya berteriak setelah mencium bau dari tubuh anaknya.Kang Chul mengakui kalau ia minum hanya sedikit. “Kenapa kau melakukan hal-hal yg tak pernah kau lakukan sebelumnya? Tahukah kau betapa berharganya saat ini? Tidak lama lagi kau ujian!” teriak ayahnya lalu meminta istrinya untu memberikan tongkat golfnya. Sang istri tak membawakan tongkat golf tapi ia malah menyiram wajah Kang Chul dgn air di tangannya. “Apa kau sudah sedikit sadar sekarang? Kalau begitu naiklah dan dengarkan akumulasi kuliah sebelum kau pergi tidur.” perintah ibu Kang Chul ketus meninggalkan anaknya.
“Itu adalah pertama dan terakhir kalinya aku memberontak dlm hidupku.” cerita Kang Chul bergumam.
Kang Chul yg berada di kelas sedang belajar langsung menelungkupkan kepalanya saat melihat Ho Goo berjalan di lorong.
“Hari ujian segera tiba. Dan aku tak punya waktu untk mempedulikan orang seperti Kang Ho Goo.” Saat masuk ke toilet, Kang Chul langsung panik karena melihat Ho Goo yg sedang buang air kecil disana dan langsung keluar dari kamar mandi tak mau bertemu dgn Ho Goo.
“Seperti itulah, malam itu mulai menghilang dlm hidupku.” Do Hee tersenyum karena merasa Kang Chul akan menerima daun semanggi darinya. Ho berteriak memanggilnya. Lalu menaruh bunga itu ditangan Kang Chul. “Ini milikmu, Jangan membuangnya.” pesan Ho Goo, Kang Chul terdiam karena Ho Goo menaruh daun semanggi di tangannya.
“Tapi, itu hanya itu. Aku tak bereaksi... pd perilakunya yg tak pantas.”
Kang Chul yg sopan berjalan di lorong dgn membungkukan badan saat gurunya datang. Ho Goo berjalan didepanya bersama Tae Hee, tapi sikap Ho Goo terlihat tak peduli melihat Kang Chul.
“Dan...Kang Ho Goo tak lagi bertingkah seolah dia mengenalku. Syukurlah.” *** Kang Chul melihat kembali daun semanggi diatas mejanya.
“Tapi selama 6 tahun terakhir dia tak pernah sekalipun menghubungiku. Sekarang dia ingin aku bertanggung jawab? Untuk apa?” Ia mengambil daun itu lalu membuangkan ke tempat sampah dan meninggalkan ruangannya. Tapi baru sampai meja receptionist, ia balik lagi ke dlm ruangannya sambil melompat seperti anak kecil merengek dan mengambil kembali daun semanggi yg sudah dibuang.
Ho Goo sedang menatap langit di roof top hotel. Do Hee datang berdiri disampingnya. Ho Goo bertanya apakah Bayinya sudah tidur. Do Hee menjawab bayinya itu sudah tertidur pulas. “Dia banyak menangis hari ini. Kenapa begitu?” tanya Ho Goo heran “Bayi memang sering menangis.” jelas Do Hee, Ho Goo tersenyum mengerti. Lalu Do Hee bertanya apakah Ho Goo masih menyimpan medali peraknya. Ho Goo merogoh kantungnya menyerahkan medali milik Do Hee untk mengembalikannya. Do Hee mengatakan kalau medali itu ia ingin Ho Goo memilikinya. Ho Goo melonggo karena Do Hee memberikan padanya. “Kenapa kau memberikannya padaku...” tanya Ho Goo binggung “Kau bilang tak usah membayarnya. Kau bilang tak ingin menemuiku lagi. Jadi, sebut saja dgn ini. Aku berhutang padamu, ingat kan ?” jelas Do Hee. “Tetap saja, aku tak bisa mengambilnya.” kata Ho Goo menolak
“Hey....Apa kau menolaknya karena ni bukan medali emas? Meski ni medali perak, kau bisa dpt uang cukup banyak kalau menjualnya.” ucap Do Hee bangga. Ho Goo merasa medali itu penting untk Do Hee, tapi Do Hee pikir ia sekarang menginginkan medali emas, Ho Goo menatap Do Hee seperti tak percaya. “Apa? Kau pikir aku tak bisa? Apa kau meremehkanku karena aku sudah punya anak?” ucap Do Hee sinis “Tidak. Bagaimana bisa aku meremehkanmu karena sudah punya bayi? Aku menghargaimu. kata Ho Goo Ia bertanya apakah pelatih So akan menjaga bayinya selama latihan. Do Hee pikir mana bisa seoaran bujagan tua itu bisa menjaga anaknya karena pelatihnya itu saja tak tahu baju renang yg tepat untk atletnya. “Aku yakin orang tuanya akan menjaganya. Orang tua asuhnya.” ucap Do Hee, Ho Goo menatap Do Hee dgn tatapan sedih. Do Hee lalu mengajak Ho Goo masuk karena udara di luar semakin dingin.
Ho Goo masuk ke dlm kamar dgn menatap bayi Do Hee yg akan memiliki orang tua asuh. Lalu bertanya Do Hee kemana, Pelatih So menceritakan Do Hee yg beberapa kali mondar mandir kamar mandi. “Apa menurut anda perutnya sakit? Rumah sakit bilang kita harus memperhatikan perawatan postpartum nya.” ucap Ho Goo khawatir. “Ayolah, lihat betapa kita memperhatikannya. Burger kemarin, kaki babi hari ini, aku memberinya makanan mahal 3 kali sehari.” kata pelatih So yg merasa sudah memperhatikan Do Hee. “Ibu sehabis melahirkan seharusnya makan sesuatu seperti sup rumput laut.” saran Ho Goo “Hey, aku sudah membelikannya kaki babi. Ini sangat mahal! Apa yg kau tahu, kau Jangan memakannya!” teriak Pelatih So kesal.
Do Hee yg ada di kamar mandi menyalakan air dlm keran, ia meringis kesakitan sambil memegang perutanya. Terdengar suara Ho Goo yg ada didepan pintu. “Do Hee, aku ingin tahu... apa kau masih...” ucap Ho Goo yg merasa bingung mau berbicara. Do Hee sambil menahan sakit bertanya apa yg akan dikatakan Ho Goo. “Do Hee, apa kau masih...Belum selesai?” tanya Ho Goo “Ya, aku belum selesai. Aku akan segera keluar.” jawab Do Hee dgn terus menahan sakitnya. *** Saat Do Hee keluar Ho Goo sudah tak ada didalam kamar ia bertanya kemana Ho Goo pergi. Pelatih So memberitahu Ho Goo pergi setelah bertanya padanya. Do Hee heran dgn Ho Goo yg harus pergi setelah bertanya padanya di kamar mandi. “Hey, siapa orang itu? Ho Goo tadi bertanya padamu. "Do Hee, apa kau masih belum berakhir dgn orang itu"? ucap pelatihnya. Do Hee merasa dirinya salah mendengar pertanyaan Ho Goo karena ia hanya mendengar setengahnya saja.
Ho Kyung duduk dgn wajah termenung diatas kasurnya, ia kembali mengingat saat ia mabuk dan mengumpat kalau semua ni karena si wanita jalang yg bernama Do Hee dan tersadar kalau wanita yg ada di depannya itu adalah Do Hee.
“Jangan ikuti aku! Jangan ikuti aku!” teriak Ho Kyung yg langsung berlari meninggalkan Do Hee. Saat itu jg tali sepatunya yg belum terikat kembali membuatnya jatuh, Ho Kyung terus berteriak menyuruh Do Hee untk tak mengikutinya. Do Hee kaget melihat Ho Kyung yg jatuh menyunsep. Ho Kyung berteriak histeris karena ia bisa terlihat buruk di depan Do Hee. “Tak bisa kupercaya, aku bertemu dengannya saat itu. Maksudku, kenapa dia ada di lingkunganku? Bintang terkenal sialan!” umpat Ho Kyung kesal “Aku tak akan mencuci pakaian ni selama 2 minggu.” ucap Ho Kyung mencium baju trainingnya. Ayah datang menyuruh Ho Kyung untk pergi kuliah sekarang. Ho Kyung menahan ayahnya keluar dari kamar. “Ayah....Tampangku bagaimana? Sekarang aku bagaimana? Apa aku cantik? Cantik tidak?”ucap Ho Kyung dgn gaya centilnya menaruh tanganya diatas dagunya. “Kau ingin ayah jawab jujur sekarang, 'kan? Yang jujur. Kita bilang saja kau lebih kelihatan nyaman dibanding terlihat cantik.” jawab ayahnya tak mau menyakiti perasaan anaknya. “Aku terlihat seperti pengemis, 'kan? Gadis itu pasti mengira aku ni seorang pengemis.” ucap Ho Kyung lemas berbaring diatas tempat tidurnya. “Tidak, tidak, tidak. Ayah tak berniat sejauh itu. Kau cuma terlihat seperti gelandangan yg tanpa beban.” kata Ayahnya. Ho Kyung semakin menjerit histeris karena malah menilai penampilannya lebih parah. Ayahnya langsung buru-buru keluar dari kamar anakanya.
Ho Goo memasak di dapur dgn buku resep ditangannya. Ibunya datang memanggil sang ayah untk meminta air, tapi ia binggung melihat Ho Goo yg masak bukan ayahnya. Ho Goo memberitahu kalau hari ni dia yg membuatkan sarapan. “Kenapa sup rumput laut? Apa ada yg melahirkan?” tanya ibunya, Ho Goo panik karena ibunya bisa tahu tentang hal itu. “Tidak... tidak, aku cuma ingin memakannya saja.” kata Ho Goo menutupi kebohongannya. “Kenapa kau sangat terkejut? Kau tak melakukan ni untk seorang wanita, 'kan? Dan... hari ni ulang tahunnya, 'kan?” kata ibunya “Ya, ibu benar. Benar.” ucap Ho Goo yg akhirnya bisa menutupi kebohongannya. Ibunya langsung mengambil kecap asin dari tangan Ho Goo dan langsung ingin menuangkan satu sendok sayur penuh. Ho Goo panik lalu bertanya apakah ibu pernah memasak sup rumput laut. Ibunya berkata jujur kalau ia tak pernah. Ho Goo pikir ia saja yg membuatnya karena nanti temanya bisa terkejut dgn masakan buatan ibunya.
Saat sarapan, ibu Ho Goo bertanya pd suaminya kenapa Ho Kyung terlihat cemberut. “Dia keluar memakai pakaian olahraga itu Dan kurasa dia bertemu seseorang yg dikenalnya.” cerita suaminya. “Bukankah sudah kubilang untk mengganti pakaian sebelum pergi ke luar lingkungan? Sekarang kau sudah memakainya selama 2 minggu.” kata Ho Goo memarahi adik kembarnya. “ Ini sudah 3 minggu.” ucap Ho Kyung lemas “Siapa yg kau temui?” tanya Ho Goo “Seseorang yg seharusnya tak kutemui saat bangun.”cerita Ho Kyung Ibunya berpikir kalau itu seorang pria yg baru ia temui. Ho Kyung mengatakan itu bukan tapi dia adala mantan dari pria itu. Ho Goo dan keluarganya menjerit sedih, ayahnya berbisik kalau ni sebuah tragedi lalu memberikan lauk pd anaknya. Ho Goo merasa kasihan dgn Ho Kyung.
Ho Goo menjemur pakaiannya diatap, ia mengingat saat Do Hee memberitahu kalau bayinya memiliki orang tua asuh lalu mengingat kembali saat menemui Kang Chul di kantornya. “Tindakan apa maksudmu? Kenapa aku harus bertanggung jawab untk itu? Bahkan bukan aku yg memulainya!” kata Kang Chul merasa tak bersalah. Ho Goo hanya bisa menghela nafas sambil menjemur pakaiannya. Tiba-tiba Ho Kyung sudah berdiri didepannya dgn wajah lesu menjemur pakainnya. Suara Kang Chul kembali teringiang dlm pikirannya. “Kau adalah orang tercantik kedua yg pernah kutemui dlm hidupku.” Keduanya bersamaan menghel nafas didepan jemuran memikirkan masalah masing-masing.
Ho Goo bertanya pd adiknya apakah ada sesuatu yg mencemaskannya. Ho Kyung bertanya apabila ada seorang pria yg memuji seorang wanita kalau ia cantik berarti pria itu menyukainya. Ho Goo mengangguk setuju. “Lalu... Apa artinya saat dia berkata kau adalah yg tercantik kedua?” tanya Ho Kyung “Itu artinya dia lebih menyukai yg pertama daripada yg kedua. Tapi Kenapa? Apa pria yg kau kencani mengatakan kau itu cantik?”tanya Ho Goo “Ya. Tapi aku tercantik kedua.” cerita Ho Kyung sedih Ho Goo terlihat kesal dgn pria yg di kencani adiknya karena seharusnya mengatakan adiknya itu cantik saja jangan bilang yg nomor dua. Ho Kyung berkata kalau itulah yg membuatnya melihat pesona dari pria itu. “Pertama-tama, hubungi dia dulu, Tampaknya kau menyukainya.” saran Ho Goo “Aku mau... Tapi aku tak pernah mengajak duluan untk kencan kedua. Itu belum pernah terjadi! Ini butuh rencana yg matang. Tidak boleh tampak seperti nekat.” jelas Ho Kyung sambil memutar celana dlm yg akan ia jemur. “Lakukan sajalah...Saat aku pergi ke sekolah seni,aku tak ingin membuang cat, Jadi aku menghematnya. Kau tahu apa yg terjadi? Catnya jadi keras dan menggumpal. Aku bahkan belum menggunakan setengahnya dan aku harus membuangnya.
Hatimu dan cat itu sama. Jangan menyimpannya / itu akan mengeras.” pesan Ho Goo bijak
Ho Goo akan turun membawa keranjangnya, Ho Kyung memanggil kakaknya kalau ia jg harus melakukan hal yg sama. “Aku tak tahu apa yg terjadi. Tapi lakukanlah apa yg ingin kau lakukan. Karena kau adalah pria yg hebat dan Kau bisa melakukannya.” ucap Ho Kyung memberikan semangat. “Bagaimanapun... Aku akan melakukannya.” kata Ho Goo dgn mengangkat keranjang dibahu dan memberikan kedipan matanya dgn percaya diri. “Oppaku itu terkadang... Bersikap sangat bodoh.” kata Ho Kyung berbicara sendirian sambil menatap langit.
bersambung ke part 2 source : http://wikipedia.org, http://youtube.com, http://koreandramasuperaddicted.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar