Jumat, 14 Agustus 2015

[Cerita] "Emangnya Elu Cantik?"

Sahabatku, di Whatsapp dini hari ni bilang,
"Aku merasa nggak pernah merasa cukup cantik / cukup pintar.untuk apapun.."
Aku merenung sebentar, Iya, aku jg nggak pernah merasa cukup cantik dan cukup pintar jg dlm hal apapun. Aku, yg selama ni lebih banyak punya teman lelaki daripada perempuan seringkali rendah diri jg kalau ada sahabat cowok yg terang-terangan memuji cewek cantik dan membandingkannya dgn ku yg bagi mereka, tak cukup cantik.
Dan sekarang sahabatku, yg sering dpt pujian cantik dari orang-orang, dan sering dibandingkan tampangnya dgn ku malah bilang kalau dia merasa tak cukup cantik. Ah, apa-apaan ini? Aku sendiri, suka agak minder kalau di samping sahabatku itu. Terakhir bertemu dengannya, dia cantik, dgn wajah panjang, hidung mancung, alis rapi dan bibir yg imut. Meyakinkan dia bahwa dia cukup cantik membuat ku merasa agak kesal karena sama saja dgn membongkar apa yg aku inginkan dari aset berharga yg Ia punya. Kecantikan!
"Emangnya Elu Cantik?"
Nila, Salah satu teman Cantikku!
Well, aku mungkin pernah merasa cantik, dlm hal-hal tertentu aku harus merasa seolah-olah aku memang cantik, tak lain untk menaikkan kepercayaan diriku sendiri yg kadang orang tak ingin repot-repot membangun kepercayaan diri untukku. Jadi mau tak mau aku harus merasa cantik. Bukan sebagai si tokoh Ugly Betty yg malang. Atau sebagai seorang yg tak tahu bagaimana menegakkan badan dan menatap lurus kedepan / perlu malu untk sekedar menatap mata orang saat bicara. Aku mau tak mau harus membangun fondasiku sendiri dgn apa yg aku punya, Modal dari Nya.
Tentu saja, cantik itu butuh pengakuan dari pihak kedua dan ketiga. Masalahya, pandangan subyektif orang terhadap itu hanyalah soal selera. Misalnya seperti orang korea yg menganggap tiap wanita bermata besar itu cantik, maka aku akan masuk kategori itu. Atau bagi orang Indonesia menganggap cantik adlh hidung mancung, maka aku tak akan masuk katagori itu. Cantik itu bisa saja propaganda media terhadap kita yg mau saja dimainkan kesana-kemari dlm hal sepele atribut yg berbau matrealistis. Kecantikan.
Aku pernah membaca lelucon di Situs lucu favoritku kalau orang yg bilang, "Kecantikan wanita bukan hanya tentang tampang, tapi tentang hati yg tulus" hanyalah diucapkan oleh mereka yg memang secara tampang jelek. Oke, jangan diperlebar lagi dgn membahas kategori jelek itu yg bagaimana. Hanya masalah selera dan propaganda media saja yg menjadikan kita terbagi dlm kategori jelek dan cantik.
Jelek itu Mutlak, cantik itu relatif?
Dan suatu hari, di Kamikita, seorang teman dgn nada mengejek bilang, "Emangnya elu cantik?" saat melihat aku berkaca dgn kamera depan HP. Tanpa berfikir lama, aku berkata dgn menantang, "Ya buat pacar gue, gue cantik!" Dia tertawa mengejek dan aku tak peduli / sedang pura-pura tak peduli. Bagaimanapun bagi wanita, merasa cantik itu penting.
Semua orang sering kali tampak sepakat bahwa ada jelek mutlak maupun cantik absolut. Seperti layaknya sebuah negara demokrasi, yg menentukan bahwa diri seseorang cantik / jelek hanyalah soal jumlah penilai. Sampai ada yg bilang bahwa Jelek itu mutlak karena kita dipaksa sepakat bahwa seseorang dgn wajah tertentu benar-benar tak bisa dibilang cantik. Tapi kecantikan, sepertinya sengaja dibuat bergradasi, Selain tergantung selera, jg tergantung wilayah dan kepentingannya. Hal-hal pragmatis jg secara kusut ikut melingkari masalah yg sebenarnya tak terlalu penting ini.
Lalu, aku ingat saat awal dulu bertemu pacar, dia diam-diam memotret ku dan menyimpannya lama di ponsel. Hal lucu yg aku kenang karena sebenarnya aku tahu dia diam-diam memotret ku. Aku harus bersikap pura-pura tak tahu. Dan saat itu, aku merasa bahwa, aku cantik. Setidaknya, saat itu ada seseorang yg merasa perlu menyimpan wajahku di fotonya. Aku jadi merasa cantik.
Atau saat di Malaysia, aku yg cukup dekat dgn anak-anak korea dan suka berbagi kosmetik dgn mereka sedang melakukan "ritual" touch up bareng di tenda kami. Sonia yg hobi foto-foto bilang, "Banu, lets take photo!" Dan setelah kita foto bersama, dia bilang, "Wow, Banu, You are beautifull like usual, Envy with your Big Eyes!!" Saat itu, tentu saja aku merasa cantik.
Saat seorang Fotografer Viet Nam yg meliput event Seagames bilang ingin memfoto ku, dia bilang, "U look so pretty, because Indonesian girl don't have white skin, and you are the only one here who have white skin. Indonesian girl don't have big eyes and you have it. How lucky you are!" Lagi-lagi, aku merasa cantik. Apalagi setelah tahu dia susah payah menggunakan google translator untk mengetik itu di YM. Dia memang tak bisa bahasa Inggris dan aku menghargai usahanya membuatku cukup percaya diri untk difoto.
Aku jg punya adik cowok, namanya Tarel dan dia orang yg cukup jujur menilai sesuatu. Dia kadang bilang, "Mbak, kamu cantik" saat aku memakai baju tertentu yg membuat dia sangat senang punya kakak seperti ku. Aku merasa 3 kata itu adlh energi ku untk 7 hari karena diucapkan oleh adikku yg cukup selektif dan tak pragmatis dlm memuji.
"Emangnya Elu Cantik?"
Dian Pelangi, Perfect eh?
Saat memposting foto di facebook misal, selalu saja ada bilang "Cantik" dan itu membuat ku merasa cantik. Saat seseorang memuji Display Picture di Whatsapp ku, Aku merasa cantik. Saat pacar bilang kangen misal, aku akan merasa cantik. Dan aku rasa perasaan merasa cantikku itu masih dlm tahap wajar dan positif.
Lalu, ternyata lebih banyak moment yg membuat aku merasa cantik. Misalnya, misalnya ni lho, saat pacar tak bilang kangen. Atau ketika Ibuku yg memang tak pernah bilang kalau aku cantik semakin membuatku minder dgn mengingatkan betapa banyak jerawat di wajahku. Ketika teman-teman cowok bilang kalau cewek itu jauh lebih cantik dari aku dan tampangku jadi kebanting jauh. Aku cuma bisa, lagi-lagi, berbesar hati dgn apa yg aku punya.
Lagi-lagi, aku ingin bilang hal sama seperti yg diucapkan oleh sahabatku, "Aku tak pernah merasa cukup cantik..." Saat aku melihat.. Dian Pelangi misal. Atau aku jalan bareng dgn sahabatku yg memang cantik sampai-sampai orang yg melintas harus berhenti sejenak. Layaknya adegan dlm film Geisha yg saat Geisha mulai berada di tengah kota, para lelaki mulai tak bisa berkonsentrasi dgn yg Ia lakukan. Ada yg jatuh dari sepeda, ada yg menabrak sesuatu, dan aku merasa bahwa aku tak cukup cantik untk dpt membuat keadaan seperti itu.
Setidaknya, jika aku tak cantik, aku harus punya hal lain untk "di jual". Masalahnya, lagi-lagi "..Aku tak pernah merasa cukup pintar..," Kalau sudah tak cantik dan tak pintar, apalagi nilai yg seorang wanita punya? Kesetiaan? Yah, aku pikir aku masih setia. Tapi itu karena aku memang memilih berada di zona nyaman sehingga tantangan yg ada tak terlalu banyak. Kebaikan? Aku jg kadang tak merasa cukup baik. beberapa kali aku melakukan kecurangan yg tak seorang pun tahu. Agaknya memang masalah integritas ni adlh masalah klasik. Mungkin jg karena aku agak licik sehingga dgn mudah aku dpt melewati beberapa hal yg sulit. Atau apa?? Apa nilai yg aku punya? Aku sendiri tak punya bakat tertentu yg membuat ku merasa punya "modal" untk jadi "besar."
Aku merasa perlu mengoreksi diriku sendiri. Aku pernah berpikir, betapa beruntungnya lelaki yg bisa menikahi wanita cantik. Tapi ternyata dlm rumah tangga, kepribadian seseorang lebih memainkan peran penting daripada kecantikannya. Aku jg pernah berpikir kalau seandainya aku bisa dilahirkan kembali, aku ingin lahir sebagai gadis cantik yg pintar menyanyi. Seperti Raisa misal. Atau aku sempat berfikir, betapa beruntungnya Emma Watson yg hampir tak memiliki Haters di dunia maya.
Membahas kecantikan, membuatku sempat berpikir, kenapa aku tak memiliki wajah lonjong lancip, hidung mancung, mata cemerlang dan bibir sebagus Dian Pelangi? Atau kenapa aku tak secantik teman ku yg lain? Mungkin kalau wajah ku agak cantik, aku akan punya nasib lebih baik. Dan berbagai macam dalil lain yg digunakan oleh gadis-gadis Korea untk melakukan operasi plastik berputar-putar di kepalaku. Dalil tersebut adlh dalil bagi para penggugat keadilan Ilahi yg tak mempu menemukan CintaNya pd semesta.
Aku perlu mengambil nafas dalam-dalam, merasai tiap nafas yg aku hirup dan hembuskan lalu tersenyum :). Kesadaran bahwa gugatan terhadap kecantikan ni keliru adlh caraku untk menghayati keadilan Ilahi dan menghargai diri ku sendiri.
Aku, lagi-lagi harus bersyukur dgn Modal dari Nya. Aku harus menerima bahwa aku tak harus jadi cantik untk hidup. Aku hanya harus cukup bersyukur tak mengalami hal yg menimpa Aisha di Afghanistan, dan gadis India malang yg diperkosa oleh segerombolan tolol itu. Aku masih sangat bersyukur, banyak bersyukur,
Aku berkata pd sahabatku di Whatsapp, sambil berkata pd diri sendiri juga, "Kita emang tak akan pernah merasa cukup, kita hanya perlu memainkan peran diri kita sebagai diri kita sendiri dgn baik."
"Emangnya Elu Cantik?"
Seohyun SNSD
Suatu hari, ketika ada orang yg berkata bahwa aku jelek tak cantik, aku masih akan tetap menjawab dgn apa yg melintas di pikiran ku, Hanya saja, aku tak akan benar-benar memikirkannya hingga memberi kesempatan pd hal negatif itu untk menggerogoti kepercayaan diri ku dan cara ku berkembang.
Jangan aku,-yang bukan siapasiapa dan tak menggunakan kecantikan sebagai aset utama dlm karir-, Seohyon SNSD saja, yg secantik itu masih sering krisis kepercayaan diri dgn berkata bahwa Ia tak cantik. Ia jg sering berkata pd member SNSD lain bahwa member lain lebih cantik daripada dia. Seohyon jg jadi orang paling cemas ketika di make up karena Ia merasa tak cantik. Aku rasa, sebenarnya, tiap wanita, memang pernah merasa bahwa Ia tak cantik sekalipun ada orang yg akan tetap berkata bahwa Ia cantik. Kepercayaan diri tentang tampang, memang naik turun kadang.
Setiap orang berkutat pd masalah nya masing-masing. Orang secantik Lady Diana pun punya masalah yg besar sampai akhir hayatnya. Orang secantik Dian Pelangi, seohyun, dan jutaan orang cantik lain pun jg pernah merasa gamang dgn apa yg Ia punya -mungkin-.
Kita -para manusia- tercipta itu punya tugas untk menuju pd kesempurnaan. Menuju cahaya yg paling gemilang di tingkatannya masing-masing. Bukan langsung tercipta sempurna dgn hidup sempurna, dan tanpa dosa. Kita memang harus memilih untk bahagia, :)

source : http://hipwee.com, http://slideshare.net, http://syaharbanu.blogspot.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

D.M.C.A Disclaimer of Lukas Blog - All contents published under GNU General Public License.
All images/photos/videos found in this site reserved by its respective owners. We does not upload or host any files.