Jadigitu.com ~ Ternyata anggapan minum cokelat panas / minuman manis lain dpt menjadi sahabat di saat sedih / depresi tak lagi tepat. Sebab, sebuah penelitian terbaru dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat menemukan bahwa minuman manis justru memiliki efek sebaliknya, yaitu memicu depresi.
Dalam penelitian itu disebutkan, minum lebih dari empat kaleng soda sehari ternyata tak akan membantu meningkatkan mood, meskipun soda yg dikonsumsi adlh soda diet. Bahkan, penelitian yg dilakukan terhadap 200 ribu orang dewasa peminum soda ni menemukan bahwa minum soda lebih dari empat kaleng sehari memicu risiko depresi 30 persen lebih besar.
Selain minuman bersoda, jenis minuman manis lainnya jg tak akan membuat mood menjadi baik. Salah satunya adlh fruit punch. Dalam penelitian itu disebutkan, orang yg minum fruit punch lebih dari empat gelas sehari memiliki risiko depresi 38 persen lebih besar dibandingkan dgn orang yg tak meminumnya.
Penelitian yg dipublikasikan dlm American Academy of Neurology ni bahkan menyebutkan, risiko menderita depresi akan lebih besar diderita orang yg mengkonsumsi minuman manis, meskipun jenis minuman itu adlh minuman diet kesehatan, apakah soda, punch, / es teh.
Penelitian ni merupakan penelitian pertama yg meneliti tentang makanan / minuman manis terhadap resiko depresi. "Meskipun dlm penelitian tersebut, para peneliti belum bisa menjelaskan hubungan langsung antara makanan / minuman manis dan kesehatan mental," ujar salah satu satu peneliti, Honglei Chen, kepada situ berita Bloomberg, Rabu, 9 Januari 2013.
Teori kesehatan sebelumnyanya menyebutkan, minuman manis memiliki kaitan erat dgn penyebab obesitas dan diabetes. "Kedua penyakit ni sudah pasti memiliki permasalahan mood," ujar Chen. Menurut Chen, masih harus ada penelitian lanjutan mengenai temuan ini.
"Meskipun penelitian kami masih mentah, konsumsi dari makanan dan minuman manis harus dikurangi guna menghindari risiko penyakit lain yg dpt timbul," ujar Chen, yg jg investigator di bagian Epidemiologi, Institut Nasional Ilmu Kesehatan dan Lingkungan di Research Triangle Park, Carolina Utara.
Penelitian ni melibatkan 263 ribu responden dewasa berusia 51-70 tahun. Mereka mengisi kuisioner dan memberikan penilaian terhadap berbagai macam makanan dan minuman yg mereka konsumsi dlm rentang 1995-1996. Sekitar 10 tahun kemudian, mereka diberi pertanyaan, apakah ada di antara mereka yg terdiagnosis memiliki depresi.
Menurut data kesehatan WHO, hampir 350 juta orang di dunia terdiagnosis memiliki depresi. Bahkan di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat, 10 remaja terdeteksi memiliki gangguan mental dan depresi.
Meski begitu, Chen menyebutkan, penelitian ni tak meneliti kandungan kimiawi lain, seperti gula tambahan dlm minuman dan makanan manis maupun bersoda, untk menentukan bahan mana yg menyebabkan depresi. Sebab, ada bahan yg justru memiliki kandungan baik yg dpt melawan depresi. Misalnya minuman kopi instan, yg mengandung banyak gula, tapi tetap mengandung kopi, yg malah dpt meningkatkan mood.
Dalam penelitian itu disebutkan, minum lebih dari empat kaleng soda sehari ternyata tak akan membantu meningkatkan mood, meskipun soda yg dikonsumsi adlh soda diet. Bahkan, penelitian yg dilakukan terhadap 200 ribu orang dewasa peminum soda ni menemukan bahwa minum soda lebih dari empat kaleng sehari memicu risiko depresi 30 persen lebih besar.
Selain minuman bersoda, jenis minuman manis lainnya jg tak akan membuat mood menjadi baik. Salah satunya adlh fruit punch. Dalam penelitian itu disebutkan, orang yg minum fruit punch lebih dari empat gelas sehari memiliki risiko depresi 38 persen lebih besar dibandingkan dgn orang yg tak meminumnya.
Penelitian yg dipublikasikan dlm American Academy of Neurology ni bahkan menyebutkan, risiko menderita depresi akan lebih besar diderita orang yg mengkonsumsi minuman manis, meskipun jenis minuman itu adlh minuman diet kesehatan, apakah soda, punch, / es teh.
Penelitian ni merupakan penelitian pertama yg meneliti tentang makanan / minuman manis terhadap resiko depresi. "Meskipun dlm penelitian tersebut, para peneliti belum bisa menjelaskan hubungan langsung antara makanan / minuman manis dan kesehatan mental," ujar salah satu satu peneliti, Honglei Chen, kepada situ berita Bloomberg, Rabu, 9 Januari 2013.
Teori kesehatan sebelumnyanya menyebutkan, minuman manis memiliki kaitan erat dgn penyebab obesitas dan diabetes. "Kedua penyakit ni sudah pasti memiliki permasalahan mood," ujar Chen. Menurut Chen, masih harus ada penelitian lanjutan mengenai temuan ini.
"Meskipun penelitian kami masih mentah, konsumsi dari makanan dan minuman manis harus dikurangi guna menghindari risiko penyakit lain yg dpt timbul," ujar Chen, yg jg investigator di bagian Epidemiologi, Institut Nasional Ilmu Kesehatan dan Lingkungan di Research Triangle Park, Carolina Utara.
Penelitian ni melibatkan 263 ribu responden dewasa berusia 51-70 tahun. Mereka mengisi kuisioner dan memberikan penilaian terhadap berbagai macam makanan dan minuman yg mereka konsumsi dlm rentang 1995-1996. Sekitar 10 tahun kemudian, mereka diberi pertanyaan, apakah ada di antara mereka yg terdiagnosis memiliki depresi.
Menurut data kesehatan WHO, hampir 350 juta orang di dunia terdiagnosis memiliki depresi. Bahkan di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat, 10 remaja terdeteksi memiliki gangguan mental dan depresi.
Meski begitu, Chen menyebutkan, penelitian ni tak meneliti kandungan kimiawi lain, seperti gula tambahan dlm minuman dan makanan manis maupun bersoda, untk menentukan bahan mana yg menyebabkan depresi. Sebab, ada bahan yg justru memiliki kandungan baik yg dpt melawan depresi. Misalnya minuman kopi instan, yg mengandung banyak gula, tapi tetap mengandung kopi, yg malah dpt meningkatkan mood.
Sumber: http://tempo.co/read/news/2013/01/09/060453124/Minuman-Manis-Memicu-Depresi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar