
ohmlukas.blogspot.com - Rottentomatoes : 46% (5.5/10)
IMDb: 7,5/10
Metacritic: 55/100
NikenBicaraFilm: 3,5/5
Rated: R
Genre : Drama
Story / Cerita / Sinopsis : Matt Buckner(Elijah Wood) baru saja dikeluarkan dari jurusan jurnalisme di Harvard karena ditemukannya obat bius di dlm kamarnya - yg sebenarnya adlh milik roommate-nya yg jahat. Matt kemudian memutuskan untk ke England mengunjungi kakak perempuannya Shannon (Claire Forlani) yg sudah menikah dgn Steve (Marc Warren). Matt kemudian menjalin pertemanan dgn adik laki-laki Steve, Pete (Charlie Hunnam) yg kemudian memperkenalkan Matt dgn dunianya: sebuah genk (they called it firm) supporter klub sepakbola West Ham United yg tengah berupaya meningkatkan reputasinya di antara genk-genk lainnya.
Review / Resensi:
Gag ada yg lebih nikmat emang daripada menonton film yg penuh dgn cowok-cowok Inggris dgn aksen Inggrisnya yg totally hot. Green Street Hooligans menceritakan tentang sebuah genk pemuja klub sepak bola, yg pastinya anggotanya adlh cowok-cowok Inggris yg hobi berkelahi. Whoaaa... adakah yg lebih seksi dari cockney badboy? Tapi harapan saya sedikit menjadi buyar karena tokoh utamanya adlh seorang mantan hobbit dgn bulu mata yg lentik : Elijah Wood. Sungguh, kesalahan dimulai sejak pemilihan aktor utama. Masih kebayang di otak saya Elijah Wood memerankan Mr. Frodo di Lord of The Ring yg agak lemah. Melepaskan imej-nya sebagai cowok baik-baik dgn tampang imut-imut masih sangat susah untk dilakukan oleh seorang Elijah Wood.
Wood sebenarnya berakting paling baik di sini - mungkin karena pengalamannya jauh lebih banyak dari aktor-aktor lainnya di sini, cuma kelemahannya memang adlh karakter face-nya yg mustahil untk tampil garang. Sedangkan aktor-aktor lainnya di sini berakting dgn sangat lemah. Akting mereka sama sekali gag meyakinkan, bahkan termasuk Charlie Hunnam - second character yg namanya nampang di poster film. Padahal dia termasuk cukup sentral di sini. Untung Charlie Hunnam sempet tampil shirtless di sini jadi setidaknya menambah poin plus di mata saya.
Gag ada yg lebih nikmat emang daripada menonton film yg penuh dgn cowok-cowok Inggris dgn aksen Inggrisnya yg totally hot. Green Street Hooligans menceritakan tentang sebuah genk pemuja klub sepak bola, yg pastinya anggotanya adlh cowok-cowok Inggris yg hobi berkelahi. Whoaaa... adakah yg lebih seksi dari cockney badboy? Tapi harapan saya sedikit menjadi buyar karena tokoh utamanya adlh seorang mantan hobbit dgn bulu mata yg lentik : Elijah Wood. Sungguh, kesalahan dimulai sejak pemilihan aktor utama. Masih kebayang di otak saya Elijah Wood memerankan Mr. Frodo di Lord of The Ring yg agak lemah. Melepaskan imej-nya sebagai cowok baik-baik dgn tampang imut-imut masih sangat susah untk dilakukan oleh seorang Elijah Wood.
Wood sebenarnya berakting paling baik di sini - mungkin karena pengalamannya jauh lebih banyak dari aktor-aktor lainnya di sini, cuma kelemahannya memang adlh karakter face-nya yg mustahil untk tampil garang. Sedangkan aktor-aktor lainnya di sini berakting dgn sangat lemah. Akting mereka sama sekali gag meyakinkan, bahkan termasuk Charlie Hunnam - second character yg namanya nampang di poster film. Padahal dia termasuk cukup sentral di sini. Untung Charlie Hunnam sempet tampil shirtless di sini jadi setidaknya menambah poin plus di mata saya.
We learn that violence is bad, except when it feels good, or helps solve our problems - Gary Thompson, Philadelphia Daily News.
*Watch out! Kalimat berikut mengandung Spoiler* Dan ketika Pete akhirnya tersungkur tak bernyawa pd perkelahian di akhir film, tak ada kesedihan yg muncul di benak saya. Yang ada malah : Sukurin! Semua jg tahu bahwa hal-hal sok jagoan macam gini mungkin awalnya menyenangkan, tapi semua jg sudah tahu kalo nyawa berpeluang besar melayang...*oke, spoiler berakhir*.
Banyak konflik-konflik yg kemudian dilibatkan, berakhir di ‘awang-awang’ tanpa eksekusi yg manis. Contohnya, kayak bagaimana Matt berantem ama Bapaknya sendiri yg kerja sebagai jurnalis, serta bagaimana kakak perempuannya itu langsung pergi ke Inggris setelah ibu mereka meninggal. Hal ni disampaikan di film, tapi nyatanya gag ada penyelesaian yg jelas sampai akhir. Intinya, perjalanan Matt ke England dan kemudian ia mulai belajar berkelahi (*once again, tanpa alasan yg jelas*), mengajarkan kepada Matt bahwa ia harus melawan. Makanya, *spoiler starts* di akhir film Matt akhirnya berani untk melawan roommatenya yg ngeselin yg membuatnya harus keluar dari universitas terbaik di dunia. Tapi saya pikir, kenapa kayak gini aja harus nunggu belajar berkelahi dan harus nunggu dulu sampai ada yg mati?! *spoiler end*.
Last, saya pribadi sih jg berharap, namanya jg film Inggris, bahwa film ni akan dipenuhi oleh lagu-lagu dari musisi negeri itu. Ohhh... harapan saya itu pun jg pupus sudah bersamaan dgn bulu mata lentik Elijah Wood. Arghhhhh...
Tidak direkomendasikan untuk:
Penggemar sepakbola. Cerita ni adlh sebuah melodramatik yg kebetulan aja melibatkan fans sepakbola.
source : http://youtube.com, http://tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar