Rabu, 04 Maret 2015

Renungan Natal bagi Kita Dengan Cerita Usang

Renungan Natal bagi Kita Dengan Cerita Usang agama akan memperingati kelahiran Yesus Kristus yang dikenal dengan Natal. , Natal berarti kita akan menikmati makanan yang Cerita/Kesaksian Renungan kepada dunia pada hari natal. Kita masih dengan solidaritas dengan sesama. Marilah kita meneladan para gembala Renungan Malam Natal Cerita Pada sebuah malam menjelang natal. Malam sangat dingin, salju turun dengan deras dan angin berhembus dengan kencang. Ada seorang gadis kecil yang sudah kehilanganRenungan Natal bagi Kita Dengan Cerita Usang
Cerita Gadis Penjual Korek Api Ditulis oleh Hans Christian Andreson ni mungkin sudah anda baca berulang - ulang, mungkin sebagian lagi sudah bosan ........
Tetapi tak ada salahnya jika dibaca sekali lagi ,..... dan Jawab pertanyaan ni Dimana posisi anda saat ni jika anda terlibat didalam cerita tersebut.?????????????
Untuk mengetahuinya cobalah anda baca dan renungkan ..... semoga bermanfaat ........

Pada sebuah malam menjelang natal. Malam sangat dingin, salju turun dgn deras dan angin berhembus dgn kencang. Ada seorang gadis kecil yg sudah kehilangan mamanya, untuk menghidupi papanya yg sedang sakit, tanpa memperdulikan badai salju berjalan dijalan yg diselimuti salju untuk menjual korek api.

“Korek api, siapa yg mau membeli korek api”

Dia tak memiliki baju hangat, memakai baju yg sudah kumal dan kepalanya dibungkus sebuah syal yg sudah koyak, diatas kakinya hanya memakai sepasang sandal tua, dia berteriak menjajakan korek apinya dijalan, tetapi tak seorangpun yg memperdulinya.

Semua orang sedang sibuk mempersiapkan kado natal, dgn gembira dan bersenang-senang, sungguh kasihan gadis malang ini!
Dia mempunyai banyak korek api yg disimpan disebuah keranjang dan tangannya yg kecil memegang beberapa batang korek api untuk ditawarkan.

Hari menjelang siang, dia tak dpt menjual sebatangpun korek apinya, dlm keadaan lelah dan lapar dia berjalan terus, butiran salju mulai turun dan jatuh diatas rambutnya yg berwarna keemasan, sampai didepan sebuah rumah yg mewah dia berhenti dan memandang kedalam rumah itu, didalam rumah kelihatan pohon natal yg dihias dgn indah, seorang ibu sedang bermain dgn gembira dgn kedua anaknya, anak-anaknya kelihatan sangat bahagia, diatas meja terlihat lilin yg berwarna-warni menyala, ada yg berwarna merah, hijau, putih, ungu, dia paling suka melihat lilin yg berwarna merah, warnanya sangat kontras diatas meja tersebut.

Melihat keadaan itu, dia teringat kepada nenek dan ibunya, mereka berdua sangat menyayanginya, tetapi mereka berdua sudah meninggal, memikirkan kenangan itu gadis kecil ni menangis dgn sedih.

Sambil menangis gadis kecil ni berjalan disebuah jalan yg besar, tiba-tiba sebuah kereta kuda lewat dan hampir melanggar dia.

Kereta kuda melintas dgn cepat, menyemprotkan percikan lumpur kebaju gadis malang ini, sandal gadis ni jg hilang, sehingga dgn kaki telanjang dia berjalan diatas salju dan berteriak :
“Korek api, siapa yg mau beli korek api.”

Senja telah tiba, sepasang kaki gadis kecil ni kedinginan sampai berwarna biru, disepanjang jalan tercium wangian daging panggang.

“Wah, sungguh enak jadi orang kaya, mereka sedang mempersiapkan perayaan natal.” Pikir gadis malang ini.

Dia sudah tak kuat berjalan, badannya yg lelah menyandar dinding disebuah pertokoan, dia tak berani pulang kerumah karena sebatangpun korek api belum terjual, dirumah jg sangat dingin, karena dari segala arah angin dpt memasuki rumahnya yg sudah reyot.

Dia kedinginan sampai tubuhnya gemetar terus, dia sangat ingin menghangatkan tubuhnya walaupun hanya sebentar dgn sebatang korek api.

Tangannya yg kecil sudah hampir membeku. Sungguh sangat dingin, dia memutuskan untuk menyalakan sebatang korek api menghangatkan tangannya yg sedang membeku.

“Sesst “ korek api menyala, dia merasakan sebuah kehangatan menyelimutinya, nyala korek api menyilaukan, sambil melamun dia membayangkan dirinya duduk didekat sebuah tungku api, nyala api terlihat sangat cantik, terasa hangat, dia bermaksud menjulurkan kedua kakinya dekat ke nyala api, tetapi nyala tersebut dgn cepat sudah padam, tungku api hilang dari pandangannya. Dia terbangun dari lamunanya, dan melihat hanya bekas sebatang korek api yg sudah habis terbakar ditangannya.

Dia lalu menyalakan sebatang lagi, korek api menyala, mengeluarkan cahaya terang,

Nyala korek api yg memantul didinding, bagaikan ilusi dia melihat sebuah kamar didalam kamar terlihat sebuah meja makan diatas meja makan terhidang biscuit yg lezat dan daging panggang yg harum, keadaan ni sangat menarik, dia melihat daging panggang ni melompat dari piring dan berjalan menuju kearah gadis malang ini. Dia menjulurkan tangannya, korek api segera redup, tangannya hanya teraba dinding yg dingin.

Dia menyalakan sebatang lagi korek api, nyala korek api berubah menjadi sekuntum cahaya yg berwarna merah jambu.

Dia merasa dirinya duduk dibawah sebuah pohon natal besar yg cantik, lebih cantik dari pohon natal yg dilihat tadi siang, Diatas dahannya terdapat ribuan batang lilin kecil yg cantik sedang menyala. Gadis malang ni menjulurkan tangannya, korek api padam lagi. Ribuan batang lilin berubah menjadi bintang-bintang kecil yg terang dilangit. Diantara bintang-bintang itu sebuah bintang jatuh ke bumi berubah menjadi sebuah cahaya yg memanjang.

Dia menyalakan sebatang lagi korek api.Ah, di nyala api dia melihat nenek yg dirindukan tiap hari, dia melompat ke pelukan neneknya.

“Nenek !” teriak gadis kecil ini, “tolong bawa saya pergi nenek! Ke tempat yg tak dingin, dan banyak makanan. Saya tahu begitu korek api ni padam, engkau sudah tak kelihatan, seperti tungku api itu, daging panggang yg wangi dan pohon natal yg indah, saya akan kehilangan semuanya.”

Akhirnya, gadis malang ni menyalakan semua korek api yg tersisa, karena dia sangat ingin menahan neneknya disini terus.

Nyala korek api semakin terang, bagaikan disiang hari, dia melihat neneknya dgn penuh kasih sayang mengangkat dia kepelukannya, mereka berdua terbang makin lama makin tinggi, terbang kesebuah tempat yg hangat dan tak akan merasa kelaparan lagi.

Pada keesokan harinya natal telah tiba, orang-orang disekitar pertokoan melihat gadis malang ni sedang menyandar di dinding, dgn wajah kemerahan dan senyuman terlihat sangat bahagia , tetapi dia sudah meninggal, meninggal dimalam menjelang natal, ditangannya masih tergenggam korek api yg terbakar.
Orang-orang yg berkumpul di sekitarnya semuanya menyesalkan kematian gadis itu. Ibu yg menolak membeli korek api pd malam kemarin menangis dgn keras dan berkata, "Kasihan kamu, Nak. Kalau tak ada tempat untuk pulang, sebaiknya kumasukkan ke dlm rumah." Orang-orang kota mengadakan upacara pemakaman gadis itu di gereja, dan berdoa kepada Tuhan agar mereka berbuat ramah meskipun pd orang miskin.

Nah, Saudaraku jangan sedih walaupun gadis malang ni sudah meninggal, tetapi Tuhan sudah menjemputnya kesebuah tempat yg tak akan kedinginan dan kelaparan dan dia akan berbahagia selamanya ditempat itu bersama nenek dan ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

D.M.C.A Disclaimer of Lukas Blog - All contents published under GNU General Public License.
All images/photos/videos found in this site reserved by its respective owners. We does not upload or host any files.