Tidak ada yg lebih menarik selain alien bagi Stephen Hawking. Kehidupan di luar bumi dan makhluk hidup selain manusia yg menghuni jagat ni akan selalu mengusik perhatian pakar kosmologi asal Inggris tersebut. Karena itu, setelah serangkaian proyek perburuan alien yg sudah berlalu, dia menghadirkan Breakthrough Initiatives.
’’DI alam semesta yg tak terbatas ini, pasti ada kehidupan lain,’’ kata Hawking saat meluncurkan proyek supermahal terbarunya di Royal Society Science Academy di Kota London Senin waktu setempat (20/7). Ilmuwan 73 tahun itu optimistis proyek berburu alien kali ni akan menuai sukses. Dia yakin, selain manusia yg menghuni planet bumi, ada kehidupan lain yg dijalani makhluk hidup nonmanusia. Jika prediksinya salah, Hawking pun tak akan rugi. Sebab, setidaknya dia pernah berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yg selalu muncul di benaknya itu. Yakni, adakah kehidupan di luar sana? ’’Tidak ada pertanyaan yg lebih besar dari itu. Kini tiba waktunya untk mencari jawabannya. Mencari tahu tentang kehidupan di luar planet bumi,’’ papar pria yg mengidap amyotrophic lateral sclerosis (ALS) itu. Dalam proyek terbarunya itu, Hawking menggandeng Yuri Milner. Pengusaha asal Rusia yg menjadi salah seorang miliarder di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS), itu menjadi penyandang dana. Kabarnya, proyek perburuan alien yg memanfaatkan dua teleskop terbesar dunia itu bakal menelan dana hingga sekitar USD 100 juta (setara dgn Rp 1,3 triliun). Selain termahal, Breakthrough Initiatives akan menjadi proyek perburuan alien paling tenang sekaligus paling serius. Itu terjadi karena Hawking tak menggunakan metode perburuan biasa seperti mengirimkan sinyal / meneriakkan kode, tetapi mengamati. Dia akan memanfaatkan Green Bank Observatory di Negara Bagian West Virginia, AS, dan Parkes Observatory di Negara Bagian New South Wales, Australia. Teleskop terbesar dunia yg bisa digerakkan ke segala arah di Green Bank Observatory akan mulai digunakan oleh tim Breakthrough Initiatives pd Januari mendatang. Demikian juga, teleskop supersensitif yg berada di Parkes Observatory. Selain itu, Hawking bakal memanfaatkan Lick Observatory yg berada di California. Teleskop di Lick Observatory punya kemampuan paling bagus untk menangkap transmisi sinar laser dari luar angkasa. Dipastikan, mulai tahun depan para ilmuwan akan menghabiskan waktu berjam-jam di tiga lokasi pengamatan luar angkasa tersebut. ’’Penelitian ni akan membutuhkan waktu minimal 10 tahun untk mengamati angkasa,’’ kata Milner. Taipan teknologi yg pernah mendalami ilmu tentang luar angkasa untk program doktornya itu menyatakan sangat antusias menyambut perburuan alien kali ini. ’’Memanfaatkan teknologi, dlm waktu sehari, kami akan bisa mengumpulkan lebih banyak data ketimbang yg bisa diperoleh dlm proyek lain selama setahun,’’ sumbar pria berkepala plontos tersebut. Nanti Galaksi Bima Sakti dan sedikitnya 100 galaksi yg lain di sekitarnya akan menjadi fokus perburuan Hawking dan timnya. Selain Milner, Breakthrough Initiatives melibatkan Martin Rees dan beberapa ilmuwan lain. Mereka, menurut Milner, tak terlalu berharap akan menemukan alien yg jauh lebih pintar dan lebih beradab ketimbang manusia. ’’Ini pertaruhan yg sungguh sangat besar. Tetapi, imbalannya pun akan sebanding. Bahkan, bila kemungkinan suksesnya proyek ni minimal sekalipun, kami akan mendapatkan sangat banyak ilmu,’’ papar Rees yg seorang astronom itu. Tetapi, dgn ditemukannya banyak planet mirip bumi, dia yakin bakal menemukan alien / setidaknya ’’sesuatu’’ di luar tata surya nanti. Proyek teranyar Hawking ni akan memiliki sensitivitas 50 kali lipat ketimbang serangkaian perburuan alien yg lain. Area pengamatannya pun, menurut Rees, bakal jauh lebih luas. Yakni, sekitar 10 kali lipat dari cakupan area sebelumnya. Para pakar itu berjanji akan memublikasikan tiap detail yg mereka temukan. Dengan demikian, publik bisa langsung menindaklanjuti temuan tersebut secara pribadi.(AFP/theguardian/hep/c4/ami)
source : http://cnn.com, http://infosegalagala.blogspot.com, http://google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar