Jadigitu.com ~ Perilaku emosional di masa kanak-kanak kemungkinan ada hubungannya dgn penyakit jantung saat seseorang, terutama wanita berusia paruh baya.
Sebuah hasil penelitian terbaru menemukan, tingkat stres pd usia 7 tahun ada kaitannya dgn risiko penyakit kardiovaskuler yg lebih tinggi di usia lanjut. Sebaliknya, anak-anak yg mendapatkan perhatian cukup mengalami penurunan risiko terkena penyakit jantung di kemudian hari.
Para peneliti Amerika mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untk memahami hubungan tersebut. Studi yg mereka lakukan, seperti dikutip situs BBC edisi 2 Februari 2013, meneliti 377 orang dewasa yg terlibat dlm penelitian ni saat masih kanak-kanak. Pada usia tujuh tahun, mereka melakukan berbagai jenis tes untk diketahui perilaku emosionalnya.
Ilmuwan membandingkan hasil dari tes ni dgn peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler yg umum terjadi pd usia 40-an. Setelah mengontrol faktor-faktor lain yg kemungkinan berpengaruh pd penyakit jantung, para ilmuwan menemukan bahwa stres tinggi di usia 7 tahun mempunyai kaitan dgn 31 persen peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler pd wanita di usia pertengahan.
Para pria yg mengalami tingkat stres tinggi saat masa kanak-kanak, termasuk menjadi mudah frustrasi dan mudah marah, mengalami peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler sebanyak 17 persen. Untuk mereka yg berusia 40 tahun dan mengalami stres saat masih kecil, peluang untk mengalami serangan jantung / stroke pd 10 tahun ke depan meningkat dari 3,2 persen menjadi 4,2 persen pd wanita serta dari 7,3 persen menjadi 8,5 persen pd pria.
Para peneliti yg hasil risetnya dipublikasikan di Journal of Epidemiology and Community Health ni jg mengamati faktor emosional yg positif, seperti mempunyai perhatian yg baik dan menemukan bahwa hal ni terkait dgn kesehatan kardiovaskuler yg lebih baik, meskipun dlm kadar yg lebih rendah. Penelitian lain mengungkapkan hubungan timbal balik antara masa kanak-kanak dgn penyakit kardiovaskuler saat dewasa.
Ketua peneliti, Dr Allison Appleton, mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untk mengetahui mekanisme biologi yg kemungkinan mendukung temuan tersebut. "Kami tahu bahwa stres yg terus-menerus bisa menyebabkan disregulasi respon atas stres dan hal ni yg ingin kita ketahui lebih lanjut," ujar dia.
Sebuah hasil penelitian terbaru menemukan, tingkat stres pd usia 7 tahun ada kaitannya dgn risiko penyakit kardiovaskuler yg lebih tinggi di usia lanjut. Sebaliknya, anak-anak yg mendapatkan perhatian cukup mengalami penurunan risiko terkena penyakit jantung di kemudian hari.
Para peneliti Amerika mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untk memahami hubungan tersebut. Studi yg mereka lakukan, seperti dikutip situs BBC edisi 2 Februari 2013, meneliti 377 orang dewasa yg terlibat dlm penelitian ni saat masih kanak-kanak. Pada usia tujuh tahun, mereka melakukan berbagai jenis tes untk diketahui perilaku emosionalnya.
Ilmuwan membandingkan hasil dari tes ni dgn peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler yg umum terjadi pd usia 40-an. Setelah mengontrol faktor-faktor lain yg kemungkinan berpengaruh pd penyakit jantung, para ilmuwan menemukan bahwa stres tinggi di usia 7 tahun mempunyai kaitan dgn 31 persen peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler pd wanita di usia pertengahan.
Para pria yg mengalami tingkat stres tinggi saat masa kanak-kanak, termasuk menjadi mudah frustrasi dan mudah marah, mengalami peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler sebanyak 17 persen. Untuk mereka yg berusia 40 tahun dan mengalami stres saat masih kecil, peluang untk mengalami serangan jantung / stroke pd 10 tahun ke depan meningkat dari 3,2 persen menjadi 4,2 persen pd wanita serta dari 7,3 persen menjadi 8,5 persen pd pria.
Para peneliti yg hasil risetnya dipublikasikan di Journal of Epidemiology and Community Health ni jg mengamati faktor emosional yg positif, seperti mempunyai perhatian yg baik dan menemukan bahwa hal ni terkait dgn kesehatan kardiovaskuler yg lebih baik, meskipun dlm kadar yg lebih rendah. Penelitian lain mengungkapkan hubungan timbal balik antara masa kanak-kanak dgn penyakit kardiovaskuler saat dewasa.
Ketua peneliti, Dr Allison Appleton, mengatakan diperlukan penelitian lebih lanjut untk mengetahui mekanisme biologi yg kemungkinan mendukung temuan tersebut. "Kami tahu bahwa stres yg terus-menerus bisa menyebabkan disregulasi respon atas stres dan hal ni yg ingin kita ketahui lebih lanjut," ujar dia.
source : http://solopos.com, http://fb.com, http://oh-gitu.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar