Jumat, 12 Desember 2014

Cerpen M.O.S

Cerpen M.O.S Kunjungi pos untuk informasi selengkapnya. Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in: Saat seperti ini aku seolah lupa, bahwa aku telah memiliki istri dan seorang putri yang selalu menunggu kepulanganku dengan setia. Cerpen: uf Putra Cinta itu butuh kesabaran Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita Hari itu,,,aku dengan nya berkomitmen untuk menjaga cinta

Sebelum kamu baca lebih lanjut, baca dulu tulisanOlder Postjuga

Ada pemuda yg lagi bengong, jongkok di trotoar yg baru dicat warna biru putih. Dia terus saja memandangi kemari dgn tatapan kosong. Lalu dia berdiri, perawakannya nggak jauh beda dgn remaja kebanyakan, rada kurus dan rada tinggi. Rambutnya hitam, bagian depan disisir belah pinggir acak-acakan, bagian samping tipis, dan bagian belakang panjang lalu ada ekornya. (Bukan punya ekor lhoh, tapi rambutnya memanjang lancip kayak ekor) Wajahnya sih lumayan cakep, setidaknya nggak malu-maluin lah kalau kamu kebetulan ngajak jalan bareng ke tempat umum, kayak mall, pasar, sampai WC umum. Penampilannya simpel, kaos oblong hitam dibalut jaket sport biru yg resletingnya dibuka (Bukan sengaja, resletingnya memang rusak), celana jeans biru tua dan sepatu ket putih. Yang unik dari penampilannya, tas selempang batik coklat dari kain yg menggelantung di pinggangnya. Besarnya hanya selebar satu buku tulis saja. Dan kalau kamu berani nebak, isinya pasti satu buku tulis lecek dgn satu bulpoin. Jadi jangan heran kalau kamu lihat dia lagi naik motor, tas selempangnya itu sukanya terbang-terbang kena angin.
Dia masih menatap kemari, kali ini bukan dgn tatapan kosong, tapi dgn tatapan penuh arti. Dia mulai melangkah, mendekat kemari, dia tersenyum, lalu berkata “Kenalin, Luki!”
Ya begitu itu! Dia suka kepedean, menganggap siapapun orang asing yg memandanginya dgn seksama dianggap ingin kenalan tapi malu-malu. Namanya memang Luki, itu nama aslinya. Tapi nama adalah doa, itu yg diyakininya. Luki dianggapnya plesetan dari Lucky, nama itu akan membawanya dalam keberuntungan. Begitulah jawabnya kalau ditanya arti namanya. Jadi nggak jarang namanya dikasih embel-embel jadi Luki Luck. Padahal kata bapaknya, Luki itu nama yg nggak sengaja ditemukan pd katalog rumah sakit.
Apapun yg ada dalam pemuda itu, dan siapapun dia, dia itu satu makhluk ajaib yg bakal sering ngewarnain cerita ini. Mau nggak mau, kamu harus rela pura-pura ketawa kalau lagi baca ceritanya yg berusaha lucu tapi nggak berhasil melucu. Kalau nggak gitu, Luki suka ngambeg dan nggak mau muncul lagi dicerita.
Dan asal kamu tahu ya, pemuda yg rada kurus itu suka ngemil. Ngemilnya nggak lihat tempat, nggak lihat waktu, dan nggak lihat situasi. Sering, saat tidur masih ada kerupuk yg nempel di mulutnya. Apalagi kalau cemilannya asin dan pedas, jadi jangan heran di tas kecilnya itu sering ditemukan banyak cemilan makaroni pedas, mie pedas, sampai lidi pedas. Kalau bosen nyemil yg ringan-ringan suka milih yg agak beratan dikit, nasi menggunung di piring dan ada lauk di puncaknya. Kalau kamu berdiri di puncaknya, gunung semeru sekalipun bakal kelihatan kecil, hehe.
Kalau lagi makan cemilan, dia sering ngumpet, cepat-cepat dihabiskan sebelum ada yg tahu dan minta. Jeleknya lagi, dia nggak pernah nolak kalau ada yg nawarin cemilan, apalagi coklat sama es krim. Curang ya?
Begitulah apa adanya dia. Meski begitu, dia itu punya bakat juga lho! Dia sangat suka menggambar, gambarnya sih lumayan. Lumayan abstrak maksudnya, hehe... Tapi dia selalu cuek meski dibilang gambarnya abstrak / nggak jelas. Seni itu memang abstrak, kilahnya. Sayang, bakat yg dimiliki Luki tak tersalurkan pd tempatnya, dia ini gemar sekali menggambar sesukanya. Ada kertas ya gambar di kertas, ada meja ya gambar di meja, ada papan tulis ya gambar di papan tulis, ada kulit teman ya langsung kena jitak. Hehe...
Kamar mandi sekolah nggak luput dari kreasi Luki. Dan karena gambarnya itu, dia sering dapat apresiasi dari guru sekolahnya. Kena setrap dan disuruh ngecat dinding kamar mandi lagi.
Tapi dia suka nggak nyerah, “Seniman hebat memang selalu dihalang-halangi!” Belanya.
Dan kalau dinding kamar mandi sudah bersih lagi, dia suka berkata“Wah, aku punya buku gambar baru! Sekolah memang suka mengapresiasi dan mendukung muridnya yg berprestasi!” Dia tersenyum bangga sambil membusungkan dada.
Kebiasaannya yg lain, dia suka seenaknya memanggil orang dgn julukan yg dibuatnya sendiri. Tapi anehnya, seolah terkena sihir, nggak ada satupun yg marah dipanggil dgn julukan yg dibuatnya. Meskipun begitu, nggak semua orang dijulukinya. Orang-orang yg dihormatinya dan pantas dipanggil nama nggak bakal dijulukinya, tapi yg spesial dan berkesan saat pertama melihat pasti akan langsung dijulukinya.
Seperti saat itu, dia lagi nunggu bapaknya yg lagi daftarin sekolah. Matanya secara nggak sengaja tertuju pd anak seumurannya yg lagi bengong di bangku taman. Dia tertarik, lalu mendekatinya.
“Hai...kenalan yuk!” Ujar Luki,
“Wah boleh saja! Tapi kamu kok bisa ngajak kenalan aku duluan sih?” Ujar pemuda lainnya itu kepedean.
“Iya, soalnya kamu unik sih! Lain dari yg lain!”
“Masak?” Sahut yg diajak kenalan tambah kepedean.
Luki mengangguk, “Iya, pendek, gundul, gelap dan mukanya itu lho kayak anjing pekingense!” Luki tertawa, yg diajak kenalan langsung manyun.
“Eh, jangan cemberut gitu dong! Oh iya, kita belum kenalan ya? Aku Luki, nama kamu Kemed ya?” Tembak Luki cepat.
Yang diajak kenalan menaikkan alisnya.
“Nama kamu Kemed kan?”
“Enak saja! Bukan dong!”
“Masak sih? Nama kamu pasti Kemed, tuh buktinya kayak lemet! Tahu kan? Itu lho, makanan jawa yg lengket-lengket dibungkus daun pisang!” Ujar Luki tertawa lagi. Anak yg nama aslinya Mamat itu manyun, tapi nggak lama. Dia bisa bercanda dan ketawa-ketawa bareng Luki. Bahkan dia juga nggak marah kalau Luki terus-terusan manggil Kemed. Itu satu diantara kebiasaan Luki yg sering membuat orang terkesan, terkesan menjengkelkan maksudnya.
Dan kesan pertama saat mengenal Luki pasti pendiam dan cuek. Tapi jangan salah, terkadang dia bisa jadi makhluk yg cerewet, jail, suka bercanda, dan tukang ngegosip. Apalagi kalau sudah kenal deket dan tahu baik buruknya. Dan kalau sudah kayak gitu, setiap ditanya Luki itu pendiam ya? Pasti langsung pd menjawab dgn tegas “Nggaak...”
Dia tentunya nggak jauh beda dgn remaja kebanyakan, dia juga suka musik, film, dan game. Kalau urusan film dan musik dia nggak pilih-pilih, dangdut dan india yg jarang peminatnya pun dia mau mendengarkan. Satu yg kadang sulit diminatinya, lagu luar negeri, apalagi yg bahasa inggris. Musiknya memang terdengar asyik dan enak di dengar, tapi dia selalu benci karena tak tahu artinya. Bahasa inggrisnya sih memang nggak hancur banget, ya masih tiga besar di kelas lah. Dari bawah tapi, hihi...
Satu hal yg paling spesial darinya, dia ini pemuda lembut yg bertekad baja. Meski kelihatannya cuek, dia ini pemuda yg nggak tegaan. Apalagi untuk orang-orang yg dekat dengannya, seperti keluarga dan teman-temannya. Jadinya, dia sulit menolak kalau ada yg minta tolong, selama dia bisa dia akan terus menolong siapapun yg meminta bantuannya. Jadinya banyak anak-anak yg suka berteman dgn pemuda itu. Bahkan termasuk mendengarkan teman curhat sampai ada yg ngutang pun dikasih (kalau dia memang lagi ada uang di kantongnya bakal dikasih, tapi lebih sering kantongnya kosong juga, hihihi...)
*****

Nah, dia ini diterima jadi murid baru SMA Nusa Bangsa lhoh!! Itu lho, salah satu SMA swasta favorit di Kota Malang. Swasta favorit sih bukan karena prestasinya yg bagus-bagus, / nilai kelulusannya bisa nyaingin sekolah negeri. Melainkan karena banyak liburnya (meliburkan diri), gampang bolos pelajarannya, dan gampang nyonteknya kalau lagi ulangan. Ya semua itu kalau nggak ketahuan. Selain itu, lingkungannya memang asri dan banyak pohon bebuahan. Enak buat pacaran dan enak buat nyemil buah bagi yg uang sakunya tipis, hehe...
Dan pagi-pagi sekali, Luki sudah siap menuju sekolah dgn perlengkapan perangnya. Ini sudah hari ketiga masa orientasi siswa yg biasa disingkat MOS. Yang artinya ini adalah hari terakhir dia ikut MOS. Meski hari terakhir, Luki masih kelihatan semangat.
Tentu saja, ini kan bakalan jadi hari terakhir masa-masa kelamnya selama mengikuti MOS. Ada apa dgn MOS? Senior yg galak, dikerjain, dihukum, dan disuruh minta tanda tangan senior. Kayak artis saja yah? Katanya sih untuk melatih mental dan sebagai ritualisasi penyambutan keluarga baru.
Sejujurnya, Luki kurang setuju apa yg dilakukan saat MOS ditujukan untuk melatih mental. Mental kuat tak pernah terbentuk dgn dimarah-marahi / dihukum. Mental kuat itu terbentuk saat seseorang dihadapkan dalam permasalahan hidup yg sesungguhnya. Tapi mau bagaimana lagi? Setidaknya ini merupakan warisan budaya turun-temurun dari kakak kelas yg harus dilestarikan juga. Dan memang benar, yg namanya MOS punya bagian ceritanya sendiri yg meski banyak susahnya juga menarik untuk diceritakan kelak. Apalagi saat mengalami masa-masa sulit yg terkadang lucu dgn teman-teman yg merasa senasib.
Begitulah tentang MOS, dan yg paling tak disukai Luki adalah tugas-tugasnya yg susah, macam-macam, dan aneh. Tugas yg diberikan tak langsung to do point, masih ada teka-teki yg harus dipecahkan terlebih dulu. Seperti hari pertama, ditugaskan membawa mie suara jangkrik.
Alhasil, di hari pertama MOS dan ketika tiba waktunya para senior yg disebut Tatibsi muncul (tata tertib siswa kepanjangannya). Mendengar namanya saja suka bikin keder. Beberapa senior masuk ke dalam kelas sambil berteriak-teriak tak jelas. Membentak kesana kemari, berteriak kesana kemari. Semua murid tertunduk, bukan semata-mata karena takut, hanya nggak berani saja. Tapi juga enggan berlama-lama dalam situasi yg tak nyaman itu, berharap cepat selesai dan Tatibsi cepat meninggalkan kelas.
“Siapa yg merasa bersalah maju ke depan?” Teriak satu senior cantik sambil melotot.
Tak ada jawaban, dan tak ada yg maju ke depan.
“Semua sudah merasa benar?” Teriak senior cowok, berkumis dan brewokan. Entahlah, dia sudah tak naik kelas berapa kali, pikir Luki.
“Oke, keluarkan tugas-tugas kalian. Jangan sampai ada yg salah / tak membawa tugas tapi nggak maju ke depan. Saya paling tak suka dibohongi” Teriak senior brewok itu sekali lagi.
Beberapa murid yg merasa salah memberanikan diri untuk maju. Di depan kelas sudah ada beberapa senior galak yg menyambut dgn pertanyaan dan pelototan.
Si brewok sampai di meja Dito gendut, tepat di depan sebelum meja Luki. Dia biasa dipanggil Keceng oleh Luki, alasannya agar dia termotivasi untuk diet. Padahal, niat aslinya agar Dito yg juga hobi makan, bahkan makan yg gede-gede dan berat juga itu mau melimpahkan jatahnya sebagai warisan untuk Luki. Kan lumayan ngemil gratis. Selain itu bisa meminimalisasi persaingan kalau lagi ada teman yg ngadain traktiran. Hehehe...
“Mana mie suara jangkrik kamu?” Bentak si brewok galak.
Dengan gemetaran Keceng memberikan sekotak stereofoam.
Si brewok memandang aneh. Tangannya cekatan merebutnya. Dipandanginya kotak itu. Si brewok ingin tertawa, tapi ditahan. Di atas kotak ada sticker bertuliskan mie gang jangkrik. Tentu saja Keceng kena bentak dan disuruh maju ke depan.
Lalu giliran Luki diperiksa, dia santai karena merasa semua tugas sudah dibawanya. Apalagi yg memeriksanya si kakak cantik. Dia sesekali menunduk, tapi sesekali melirik kakak cantik.
“Mana mie suara jangkriknya?” Tanyanya galak.
Luki dgn cuek memberikan kotak makan warna pink.
“Apa ini? Mie gang jangkrik juga?” Tanya kakak cantik masih galak.
“Bukan dong kak, ini mie suara jangkrik. Tuh kan ada suara jangkriknya, masak nggak denger?” Jawab Luki santai.
“Kamu jangan meledek ya?”
“Lho kok meledek? Serius...Coba deh buka!”
Si kakak cantik membukanya, dan betapa kagetnya dia saat melihat isi di dalamnya. Dia menjerit, melompat, sampai naik ke atas meja, kotak nasinya di lempar. Isinya tumpah, mienya jatuh di lantai, dan lima ekor jangkrik terlihat melompat-lompat.
Sebagian isi ruangan tertawa, sebagian lagi menahan tawa.
Akhirnya, hari pertama Luki dihukum dgn kejam, disuruh bicara dgn burung di kandang burung yg ada di taman sekolah. Dia dianggap mengerjai si kakak cantik.
Dan ternyata, mie suara jangkrik itu mie krip krip. Mie yg dulu sangat diminati pd jaman masih SD. Tapi itukan krip-krip, bukan krik krik. Tugas yg aneh bukan?
Kembali di pagi sebelum MOS hari ketiga ya?
Tak ada yg terlewat, dan semua tugas dan barang bawaan telah disiapkan sejak semalam. Semua sudah masuk dalam satu paket dalam kresek dan ada di tas ranselnya. Oh ya, ini hanya pengecualian Luki membawa tas ransel. Itupun dia pinjam dari teman kakaknya. Sempat di hari pertama makhluk itu nekat bawa tas selempang batik favoritnya, tapi langsung kena semprot dan disuruh pulang lalu balik lagi bawa tas ransel.
Tas ransel diangkat dan dicangklongkan ke punggungnya. Kok ringan tasnya? Ah mungkin efek hari terakhir, pikirnya.
Dia naik angkutan kota untuk sampai ke sekolah. Yah, itu peraturannya. Dilarang ada yg menggunakan kendaraan pribadi ataupun diantar orang tua untuk sampai ke sekolah.
Sebenarnya, Luki bisa saja diantar lalu berhenti beberapa ratus meter di dekat sekolah seperti beberapa murid baru lainnya. Tapi Luki enggan, sudah tiga hari ini dia sengaja naik angkutan kota. Biar tahu jalan dan lebih mandiri, katanya.
Alangkah sial di hari ketiga ini. Sudah berangkat pagi-pagi, tapi angkutan kotanya malah nge-time (menunggu penumpang sampai penuh baru berangkat). Dengan terpaksa Luki terlambat, dan sialnya, dia harus dihukum bicara dgn burung lagi. Kali ini harus benar-benar memohon kepada burung, kalau burungnya mengangguk baru dia diperbolehkan masuk ke kelas. Hukuman yg tak masuk akal, tapi tetap harus dijalani.
Susah juga membuat burung mengangguk, tapi tiga puluh menit kemudian Luki baru berhasil. Dia diperbolehkan masuk ke kelas.
Celakanya, baru saja masuk kelas dan belum sempat duduk sudah waktunya Tatibsi masuk lagi. Seperti biasa, mereka teriak-teriak, membentak kesana kemari, matanya terus melotot. Si kakak cantik tampaknya kapok memeriksa Luki, kini giliran si brewok.
“Mana tugas-tugasmu?”
“Tenang kak, sekarang saya tak akan salah tugas lagi” Luki mengangkat tasnya yg ringan. Dibukanya resleting tasnya. Dimasukkan tangannya. Dia bengong.
Tangannya dikeluarkan lagi. Ada yg aneh, pikirnya. Dibuka lebar-lebar tasnya. Dilihat apa yg ada di dalamnya. Dia bengong, lalu menengok si brewok.
“Kok kosong kak?” Tanya Luki polos.
Si brewok tak mengerti, direbutnya tas Luki. Dilihat di dalamnya, kosong tak ada apa-apa. Nasib sial kembali menghampiri Luki. Dia kembali dihukum.
Beberapa temannya yg iba menolongnya.
“Luk, ini ikan asinku. Aku masih punya tiga” Kata Rara.
“Ini permen jaheku Luk, buat kamu saja aku nggak suka” Ghopur menambahkan.
Luki menerimanya sambil tersenyum garing.
Ternyata, semua tugas dan barang-barang yg disiapkan Luki semalaman dikeluarkan lagi oleh Ibunya. Ada makanan di dalamnya, takut bau dan basi jika di dalam tas semalaman.
Sekarang, Ibunya jadi heran sekali melihat semua tugas dan barang bawaan anaknya tergeletak di samping kasur dan tak dibawa.
“Dasar anak nakal!” Gumam Ibunya.
*****

Yang sudah terjadi biarlah terjadi. Nasi sudah jadi bubur, tinggal bagaimana membuatnya jadi bubur ayam, bubur kacang ijo, bubur ketan, dan bubur enak-enak lainnya. Kesialan yg sudah terjadi tak perlu disesali. Setidaknya masih banyak teman yg berbaik hati membagi bekalnya dgn Luki.
Apalagi acara MOS mendekati puncaknya. Sebentar lagi akan ada api unggun dan pentas seni dari perwakilan seluruh kelas. Setiap kelas bergantian memberikan penampilannya, ada yg nyanyi, drama, baca puisi, paduan suara, dan macem-macem. Dan tiba giliran X9, kelasnya Luki berencana menampilkan sesuatu yg sedikit beda. Debus, wah serem bukan? Jangan berburuk sangka dulu deh!
Debus itu idenya Ghopur, katanya dia ahli. Usulnya mau ngempesin Keceng sampai langsing. Keceng bakal didandanin sedemikian rupa, ditaroh di atas panggung, lalu dikempesin pake paku. Wah seru juga, bukan? Berhubung dilarang oleh panitia, akhirnya tanpa persiapan yg matang Luki dijadikan tumbal membacakan puisi. Sialnya lagi, dia yg harus bikin puisinya. Alasanya sih karena dia sudah dianggap terkenal, terkenal paling sering dihukum, hehe...
Luki yg biasanya cuek, jadi grogi juga di panggung sendirian dilihat banyak orang. Beberapa panitia yg kenal menyorakinya. Tu kan, dia terkenal. Meski terkenal jadi murid yg suka buat kesalahan.
Pemuda itu gemetaran, ingin rasanya turun dan kabur. Tapi teman-temannya terus berteriak menyemangati.
“Hidup Luki! Semangat Luki!”
Akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk kabur. Dia tak ingin mengecewakan teman-teman yg sudah percaya padanya untuk ditumbalkan.
Pemuda itu memandangi para penonton, menghilangkan groginya. Lalu Dia mulai membacakan judul puisinya,
Layang-layang putus....
Tepuk tangan langsung riuh, terutama dari anak-anak kelas X9 menyemangati. Beberapa yg lainnya heran, kenapa judulnya layang-layang putus.
“Kok layang-layang putus?” Tanya Riri,
“Mungkin itu perumpamaan, kan puisi penuh perumpamaan” Jawab Keceng
“Benar-benar, puisi yg bagus itu penuh majas” Rara menimpali. “Layang-layang putus pasti punya makna, bisa saja makna tersiratnya kita yg melepas masa remaja labil menuju masa remaja yg sebenarnya di SMA ini” Lanjutnya penuh bijaksana.
“Bisa jadi, semakin tinggi tingkatan kita, kita semakin bebas” Kemed yg dari tadi nimbrung mulai menimpali.
Luki berdehem, minta perhatian. Semua mata mulai serius, terutama anak kelas X9. Menanti-nantikan makna apa yg ada dalam puisi layang-layang putus.
Dia memandangi penonton sekali lagi, lalu menarik nafas panjang.
Kalau ada layang-layang putus
Siapa yg nyambit
Kok tega ya?
“Sekian dari saya, terima kasih” Luki menutupnya, dan dgn cueknya turun panggung meninggalkan penonton yg bengong cukup lama. Apalagi anak-anak X9 yg hanya bisa saling berpandang-pandangan.
Walaupun begitu, puisi Luki memberi kesan yg mendalam juga. Sampai saat dia kembali menuju teman-temannya, semua pd berebutan menyerbunya, pingin jitak, Hihihi...
Dan acara MOS kali itu diakhriri dgn bahagia. Semua murid baru nyanyi-nyanyi bareng mengelilingi api unggun yg berkobar. Para kakak-kakak Tatibsi pd minta maaf, dan seluruh panitia MOS salam-salaman sama semua peserta.
Dan ingat kakak kelas cantik yg terkena tragedi mie suara jangkrik? Saat dia salaman sama Luki, gadis itu tersipu malu. Dan ternyata namanya Mimin.


source : http://lukiluck11.blogspot.com, http://reddit.com, http://bbc.co.uk



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

D.M.C.A Disclaimer of Lukas Blog - All contents published under GNU General Public License.
All images/photos/videos found in this site reserved by its respective owners. We does not upload or host any files.